kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kredit tambang hirup kabar positif


Kamis, 08 Juni 2017 / 09:45 WIB
Kredit tambang hirup kabar positif


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Beberapa bankir melihat prospek pertumbuhan kredit disektor pertambangan pada 2017 ini akan membaik. Hal ini seiring dengan naiknya harga komoditas, utamanya harga batubara.

Hal tersebut setidaknya tercermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2017. Di periode itu, penyaluran kredit pertambangan dan komoditas naik 3,34% dari setahun lalu menjadi Rp 124,8 triliun. Fakta tersebut berbanding terbalik dengan data akhir Maret 2016 kala kredit pertambangan mencetak penurunan 5,10%.

"Pada awal tahun ini, bisnis pertambangan sudah mulai menggeliat, ditunjukkan dengan aktifitas tambang yang hidup lagi dan penjualan alat berat yang sudah mulai ramai," ujar Asnan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK kepada KONTAN, Selasa (7/6).

Risiko kredit

Meski bisnis tengah dilanda sentimen positif, Asnan mengingatkan agar lembaga keuangan tidak lengah dan tetap waspada di sektor tambang.

Sebab dari data OJK, rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) di sektor tambang sampai kuartal I 2017 mencapai 7,05%, dari setahun sebelumnya yang ada di posisi 4,23%.

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama Bank OCBC NISP berpendapat, mulai menggeliatnya industri tambang disebabkan kenaikan harga batubara, yang ditopang peningkatan permintaan baik dari domestik maupun luar negeri. Terutama dari sektor infrastruktur di China dan India, ujar Parwati.

Parwati menyatakan pihaknya sangat selektif menyalurkan kredit di sektor ini. Sampai akhir tahun 2017, OCBC berharap, NPL sektor tambang berkisar di level 2%.

Sementara, Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama Bank Cental Asia (BCA) menyatakan, BCA masih belum memutuskan apakah akan menambah atau tidak, porsi kredit tambang. Hal ini mengingat sederet risiko yang masih harus diperhitungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×