Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memantau fungsi intermediasi perbankan berlanjut menjelang akhir 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan kredit perbankan mengalami pertumbuhan 11,95% secara tahunan menjadi Rp 6.333,51 triliun per Oktober 2022.
“Utamanya, ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 13,65% secara tahunan. Adapun secara bulanan kredit perbankan secara nominal naik Rp 58,61 tiliun,” ujar Dian secara virtual, Selasa (6/12).
Baca Juga: BI Perkirakan DPK Perbankan Naik di kisaran 7,9% hingga 8,1% pada Tahun 2023
Dian melanjutkan, himpunan dana pihak ketiga (DPK) Perbankan berhasil meningkat 9,41% secara tahnan menjadi Rp 7.927 triliun per Oktober 2022. Himpunan DPK ini didorong oleh kenaikan simpanan giro.
Ia menyatakan dalam 10 bulan pertama 2022, likuiditas industri perbankan masih memadai. Hal ini tercermin dari rasio alat likuid per non core deposit atau AL/NCD 130,17% per Oktober 2022.
Sedangkan alat likuid perbankan mencapai Rp 2.335 triliun per Oktober 2022. Meningkat dibandingkan September 2022 di level Rp 2.091 triliun.
Dian menyatakan rasio likuiditas itu masih jauh berada di atas ambang batas yang ditentukan oleh regulator.
Baca Juga: Sejalan Dengan LPS, BI Prediksi DPK Perbankan Naik Antara 7,9% hingga 8,1% pada 2023
“Kualitas kredit perbankan membaik, non performing loan (NPL) net turun 0,78% dan NPL gross jadi 2,72% per Oktober 2022. Di sisi lain, kredit restrukturisasi covid-19 kembali penurunan Rp 55,7 triliun menjadi Rp 514,07 triliun dengan jumlah debitur yang menurun dari 2,63 juta menjadi 2,55 juta,” paparnya.
Sedangkan posisi devisa neto (PDN) berada di level 2,01% per Oktober 2022. Jauh dibawah threshold 20%. Sedangkan rasio kecukupan modal minimum atau capital adequacy ratio (CAR) bank naik menjadi 25,13%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News