kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Valas BRI Tembus Rp 93,3 Triliun Hingga Agustus, Tumbuh 15% Secara Tahunan


Selasa, 11 Oktober 2022 / 12:41 WIB
Kredit Valas BRI Tembus Rp 93,3 Triliun Hingga Agustus, Tumbuh 15% Secara Tahunan
ILUSTRASI. Portofolio kredit valas BRI hingga Agustus 2022 telah mencapai Rp 93,36 triliun, naik 15,19% secara tahunan.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit valuta asing (valas) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi hingga Agustus 2022. Kendati begitu, bank ini hati-hati dalam menyalurkan kredit valas di tengah tantangan ekonomi global yang masih besar. 

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, portofolio kredit valas BRI hingga Agustus 2022 telah mencapai Rp 93,36 triliun. Angkat tersebut tumbuh 15,19% secara tahunan atau year on year (YoY). 

"Penyaluran kredit valas ini dilakukan secara hati-hati agar kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, sebagai upaya memitigasi risiko nilai tukar, juga telah diterapkan lindung nilai," kata dia kepada Kontan.co.id baru-baru ini.

Baca Juga: Kredit Valas BNI Telah Mencapai Rp 115 Triliun Hingga Agustus 2022

Porsi portofolio kredit valas hanya sekitar 9% dari total kredit BRI. Permintaan kredit valas terbesar yang diterima bank ini berasal dari sektor perkebunan, infrastruktur, transportasi, migas, serta energi dan tambang.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan untuk mencermati paparan valas tersebut karena bank sentral utama dunia diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga. 

Ada potensi terjadinya kredit macet atau non performing loan (NPL) saat dolar terus menguat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit valas per Juni 2022 tumbuh tinggi yakni 17,88% YoY.

Baca Juga: Jaga Likuiditas, Bank Optimalkan Sarana PUAB

Konsensus memperkirakan suku bunga The Fed masih akan naik sampai 4,25%-4,5% dari level 3,25% saat ini. Jika itu terjadi maka suku bunga global akan meningkat, biaya dana di dunia akan naik dan likuiditas mulai berkurang. 

"Saat suku bunga AS naik, kurs dolar AS akan menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Debitur yang memiliki utang dalam valas menghadapi peningkatan kewajiban. OJK mengimbau agar debitur yang tidak punya pendapatan dalam dolar berhati-hati, begitupun dengan kreditur yang memberikan pinjaman valas, karena ada potensi  NPL," kata  Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×