Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT Bank OCBC NISP Tbk beralasan faktor pendorong penurunan kredit valas bank berkode NISP ini sampai kuartal 3 2016 karena menguatnya mata uang rupiah.
Kredit valas Bank OCBC NISP turun 12,57% yoy menjadi Rp 22,14 triliun. Walaupun turun, proporsi kredit valas dibandingkan total kredit di NISP masih besar yaitu 25,12%.
Sebagian besar kredit valas bank disalurkan ke dua sektor yaitu investasi sebesar 61,21%. Kedua adalah modal kerja sebesar 38,74% dari total kredit valas.
Penurunan ini karena pada akhir kuartal 3 2016, kurs rupiah Rp 13.051 per dollar Amerika Serikat (AS) atau lebih rendah dibandingkan waktu yang sama tahun lalu yaitu Rp 14.650. “Di luar pengaruh kurs, kredit valas dalam mata uang asli relatif stabil,” ujar Parwati Surjaudaja Direktur Utama OCBC NISP kepada KONTAN, Jumat (28/10).
Sampai akhir tahun, kredit valas OCBC NISP diprediksi akan tumbuh single digit. Untuk menjaga kualitas kredit bank akan memegang prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit dan memantau kondisi nasabah secara berkala.
Secara industri, sampai Agustus 2016, kredit valas mengalami penurunan sebesar 11,76% yoy menjadi Rp 590,76 triliun. Penurunan kredit valas sampai Agustus 2016 ini berbanding terbalik dengan waktu yang sama tahun lalu yang masih mencatatkan kenaikan sebesar 16,16% yoy.
Penurunan kredit valas ini sebagian besar dikontribusikan oleh bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dan III. Kedua BUKU ini berkontirbusi sebesar 82,9% dari total kredit valas perbankan. Secara umum kredit valas industri menyumbang 14,25% dari total kredit perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News