Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah perbankan dalam memperbaiki kualitas aset kredit terus menunjukkan hasil. Ini tercermin dari rasio-rasio risiko kredit yang konsisten menunjukkan perbaikan dan diproyeksikan masih akan melanjutkan tren tersebut di tahun 2025 ini.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru per November 2024 mencatatkan rasio Loan at Risk (LaR) berada di level 9,82% dari periode sama di 2023 yang berada di level 11,61%. Bahkan, rasio LaR ini telah mencapai di bawah sebelum masa pandemi Covid-19 yang ada di level 9,93% di Desember 2019.
Kondisi serupa terjadi untuk rasio Non Performing Loan (NPL) yang juga semakin membaik. Pada periode yang sama, NPL gross perbankan berada di level 2,19% atau turun dari periode sama tahun lalu yang berada di level 2,36%.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan, tren tersebut merupakan hasil upaya dari bank dalam mengantisipasi dengan melakukan peninjauan kembali risk appetite yang dimiliki.
Sebab, dengan kondisi ekonomi saat ini yang mampu mempengaruhi kualitas aset membuat bank perlu berpikir ulang dalam menyalurkan kredit.
Baca Juga: Pembiayaan Hijau di Global Hilang Pamor, Perbankan Indonesia Jangan Kasih Kendor
“Jor-joran di kredit juga belum tentu bagus untuk profitabilitas apabila CKPN jadi beban yang lebih tinggi,” ujar Lani, Rabu (8/1).
Lebih lanjut, ia berpendapat memang di kondisi saat ini bank harus bisa berhitung antara pertumbuhan seperti apa dengan biaya kredit yang dikeluarkan. Di mana, itu juga yang selama ini dilakukan oleh CIMB Niaga.
Di sisi lain, Lani melihat LAR yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak karena pengaruh dampak Covid-19. Alhasil, kata Lani, saat ini seharusnya memang LAR akan terus membaik secara umum.
“LAR CIMB Niaga saat ini di level 6.5% dan saya pikir di 6,5% untuk segmen yang banyak porsi di ritel dan UKM sangat baik,” tambah Lani.
Sependapat, Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah melihat penurunan LaR ini mencerminkan peningkatan kualitas kredit di sektor perbankan secara keseluruhan. Di mana, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perbaikan tersebut.
Efdinal menyebutkan salah satunya adalah penerapan manajemen risiko yang lebih ketat. Menurutnya, saat ini bank-bank meningkatkan standar penyaluran kredit dan pengawasan risiko untuk meminimalkan potensi kredit bermasalah.
Pada tahun 2025, ia melihat tren perbaikan diharapkan berlanjut seiring dengan stabilitas ekonomi dan upaya perbankan dalam memperkuat manajemen risiko. Namun, ia menyadari masih ada ttantangan eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global yang tetap perlu diwaspadai.
“Secara umum, dengan kondisi ekonomi yang semakin stabil dan upaya perbankan dalam memperkuat kualitas kredit, diharapkan tren perbaikan LaR akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” ujar Efdinal.
Sebagai informasi, LaR Bank Oke pada akhir bulan November 2024 tercatat sekitar 10%. Di mana, ini hampir serupa dengan rata-rata yang ada di industri di mana berada di level 9,82%.
Baca Juga: OJK Terima 18.614 Laporan hingga Desember 2024, Kerugian hingga Rp 363 Miliar
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo berpandangan LaR yang semakin membaik karena pada tahun lalu merupakan tahun post-pandemi. Alhasil, strategi soft landing kredit bermasalah dan restrukturisasi selama pandemi sudah berjalan sesuai rencana.
Lebih lanjut, ia menyebutkan LaR BTN di November 2024 masih berada di kisaran 20%. Namun, ia optimistis itu diharapkan masih bisa turun jika melihat posisi keuangan di akhir 2024.
“Sesuai proyeksi kami tahun 2025 akan terus membaik yang akan mencapai di bawah 18%,” ungkapnya.
Selanjutnya: Pensiun Dini bisa Mencairkan Klaim JP BPJS Ketenagakerjaan? Ini Aturannya!
Menarik Dibaca: Pebisnis Perempuan Indonesia Berinovasi Atasi Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News