Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar mencatatkan penurunan biaya kredit alias cost of credit (CoC) sepanjang tahun 2018. Hal ini terjadi seiring berkurangnya pembentukan cadangan baru untuk kredit yang beresiko oleh beberapa bank.
Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang berhasil menurunkan biaya kredit menjadi 1,9% tahun lalu dari periode sebelumnya 2,3% secara konsolidasi. Sementara untuk individual atau bank only, CoC Bank Mandiri turun dari 2% menjadi 1,6% secara tahunan.
Melandainya biaya kredit ini utamanya dikarenakan adanya penurunan signifikan dari CoC segmen korporasi yang turun dari 0,2% menjadi -0,5%. Selain itu CoC pada segmen mikro dan konsumer masing-masing turun dari 2,9% dan 2,6% menjadi 2,1% dan 2,4% pada tahun 2018. Begitu pun untuk segmen Usaha Kecil Menengah (UKM/SME) yang mencatatkan penurunan biaya kredit dari 5,1% di tahun 2017 menjadi 4,5% tahun lalu.
Meski begitu, khusus untuk kredit komersial. Bank berlogo pita emas ini mencatatkan kenaikan biaya kredit dari 4% di tahun 2017 menjadi 4,8% di tahun berikutnya. Lebih lanjut, penyusutan CoC ini antara lain dikarenakan rasio kredit bermasalah atua non performing loan (NPL) yang susut 71 basis poin (bps) menjadi 2,73% pada 2018.
Di samping itu, biaya provisi atau pencadangan Mandiri juga ikut menurun dari Rp 13,02 triliun menjadi Rp 11,16 triliun pada tahun lalu. Meski begitu, perseroan tetap mengedepankan prinsip prudensial, terbukti dari rasio pencadangan alias coverage ratio yang naik menjadi 143% dibanding setahun sebelumnya 135%.
Adapun, pada tahun 2019 Bank Mandiri berniat untuk menjaga biaya kredit di kisaran 1,6% sampai 1,8%. Sejalan dengan prediksi NPL yang relatif stabil di level 2,5% hingga 2,7% sepanjang tahun.
Tak hanya Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga membukukan perbaikan biaya kredit. Per akhir 2018, perseroan ini mencatatkan realisasi biaya kredit ada di level 1,4% turun dari tahun sebelumnya 1,6%.
Serupa, penurunan biaya kredit ini utamanya dikarenakan adanya perbaikan rasio NPL menjadi 1,9% dari tahun 2017 sebesar 2,3%. Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menuturkan tahun ini NPL diprediksi moderat sebesar 1,9% hingga 2%.
Guna menggawangi NPL agar tak terlalu melebar, BNI pun tetap meningkatkan rasio pencadangan di tahun lalu dari 148% menjadi 152,9%. Bank berlogo 46 ini pun memperkirakan rasio pencadangan tahun ini bakal ada di kisaran maksimal 153% hingga 160%.
Berbeda dengan Bank Mandiri dan BNI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) justru mencatatkan peningkatan cost of credit tahun lalu. Walau begitu, Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menyebut CoC BTN relatif jauh lebih rendah dibanding bank lain.
Catatan Mahelan, per Desember 2018 biaya kredit BTN berada pada posisi 0,56% atau meningkat dari posisi Desember tahun 2017 yang sebesar 0,44%. Pihaknya menjelaskan, naiknya CoC tersebut disebabkan adanya peningkatan rasio pencadangan BTN sebagai bentuk persiapan dalam menghadapi implementasi PSAK 71 terkait CKPN yang ditetapkan oleh regulator.
Kendati demikian, bank spesialis kredit perumahan ini meyakini posisi tersebut bakal stabil sampai dengan akhir tahun 2019. "Diprediksi tahun ini CoC BTN akan berada pada kisaran 0,55% hingga 0,6% meningat ketentuan PSAK 71 tersebut akan mulai diberlakukan pada tahun 2020," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News