Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan pandemi virus corona baru (Covid-19) yang melemahkan permintaan kredit dan meningkatkan pemburukan kualitas aset, PT Bank Mega Tbk (MEGA) justru berhasil menorehkan pertumbuhan penyaluran kredit cukup signifikan sepanjang kuartal I-2020.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Mega yang dirilis hari ini, Rabu (22/4), penyaluran kredit perseroan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 53,65 triliun naik 23,1% dibanding kuartal I-2019 yang sebesar Rp 43,24 triliun. Namun, dibandingkan kuartal sebelumnya realisasi kredit tersebut hanya tumbuh 1,22%.
Baca Juga: Laba bersih Bank Mega tumbuh 38,39% pada kuartal I-2020, ini pendorongnya
Pertumbuhan kredit tersebut diimbangi dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil tumbuh 29,13% year on year (yoy) menjadi Rp 76,06 triliun. Adapun dana murah (giro dan tabungan) tercatat sebesar Rp 21,6 triliun sehingga rasionya terhadap DPK mencapai 28,3%.
Sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan penyaluran kredit tahun ini akan lebih lambat karena tekanan Covid-19. BI telah memangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 9%-11% dari sebelumnya sebesar 10%-12%. Penurunan target kredit ini sejalan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi jadi 4,2%-4,6% dari proyeksi sebelumnya 5%-5,4% yang juga sudah dipangkas dari proyeksi awal 5,1%-5,5%.
Adapun Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Bank Mega per Maret 2020 tercatat 11,5% untuk kredit korporasi dan kredit ritel. Lalu untuk kredit konsumsi jenis KPR 11,5% dan non KPR 12,25%.
Baca Juga: Cari bunga deposito tertinggi? Ini lima bank yang menawarkan bunga deposito tinggi
SBDK tersebut menjadi dasar penetapan suku bunga kredit yang digunakan perseroan kepada nasabah. SBDK itu belum memperhitungkan komponen estimasi premi resiko yang besarya tergantung dari penilaian bank terhadap profil nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News