Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Bank Mandiri berhasil membukukan kinerja yang sangat baik pada kuartal II tahun 2017. Hal itu terlihat dari pertumbuhan kredit secara tahunan yang mencapai 11,6% pada akhir Juni 2017 menjadi Rp 682,0 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan aset sebesar 9,9% menjadi Rp1.067,4 triliun secara tahunan (yoy). Pada triwulan II, ini perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 9,5 triliun atau tumbuh 33,7% dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, keberhasilan perseroan menjaga tren positif ini didorong oleh keberhasilan perseroan dalam melakukan pengelolaan aset produktif perusahaan dalam rangka perbaikan kualitas serta mendorong kontribusi pendapatan yang bersumber dari jasa perbankan.
“Kami bersyukur dengan pencapaian positif yang dibukukan perusahaan hingga paruh pertama tahun ini. Hal ini membuktikan bahwa berbagai langkah perbaikan bisnis yang kami lakukan sejak tahun lalu telah membuahkan hasil yang signifikan,” ungkap Kartika, Rabu (19/7).
Kartika melanjutkan, kualitas aset yang membaik terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) dari 3,86% pada Juni 2016 menjadi 3,82% pada Juni 2017. Pertumbuhan kredit mendorong peningkatan pendapatan bunga bersih secara tahunan sebesar 6,0% menjadi Rp25,7 triliun. Sedangkan pendapatan perseroan dari bisnis jasa perbankan atau fee based income juga tumbuh signifikan sebesar 18,5% menjadi Rp10,9 triliun pada akhir Juni tahun ini.
Dalam penyaluran kredit, Bank Mandiri berhasil mencatatkan kenaikan di seluruh kelompok pembiayaan. Kredit modal kerja tumbuh 5,2% menjadi Rp319,9 triliun, kredit investasi tumbuh 16,6% menjadi Rp194,4 triliun serta kredit konsumer tumbuh 20,0% menjadi Rp91,3 triliun.
Kartika mencontohkan, baki debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir triwulan II – 2017 mencapai Rp 133,7 triliun atau tumbuh 15,0% dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp8,4 triliun, transportasi sebesar Rp36,0 triliun, tenaga listrik Rp27,0 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp20,9 triliun, konstruksi sebesar Rp. 13,1 triliun, dan telematika sebesar Rp8,5 triliun.
Lebih lanjut, jelas Kartika, Bank Mandiri juga terus memberikan perhatian yang tinggi terhadap pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada triwulan II/2017, Bank Mandiri telah membukukan baki debet kredit UMKM sebesar Rp78,1 triliun, dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM. Sedangkan pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,82 triliun.
Untuk menjaga tren positif tersebut, Kartika menjelaskan, Bank Mandiri juga berupaya untuk memastikan kecukupan likuiditas melalui peningkatan penghimpunan dana, terutama dana murah. Pada akhir triwulan II-2017, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara tahunan tumbuh 10,1% menjadi Rp760,9 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didorong pertumbuhan dana murah sebesar 11,6% YoY, mencapai Rp490,2 triliun. Sehingga, rasio dana murah terhadap total DPK mencapai 64,43%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News