Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sampai dengan September 2015 ini, BNI Syariah mencatatkan kinerja yang cukup bagus. Anak usaha BNI ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 50,7% menjadi Rp 156,6 miliar.
Kenaikan laba tersebut disebabkan karena peningkatan pendapatan setelah distribusi bagi hasil lebih tinggi dari beban operasional.
Direktur Bank BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan, pada kuartal III tahun ini tercatat pendapatan setelah distribusi bagi hasil mengalami kenaikan 34,26% menjadi Rp 1,171 triliun. Sedangkan untuk beban operasional hanya mengalami kenaikan sebesar 14,48% menjadi Rp 160,1 miliar.
“Kinerja yang cukup bagus pada kuartal tiga ini dikontribusikan salah satunya dari kenaikan pembiayaan sebesar 20,5% menjadi Rp 16,9 triliun,” ujar Dinno Kamis, (22/10).
Dari total pembiayaan sebesar Rp 16,97 triliun, sebagian besar merupakan pembiayaan cabang reguler yang meliputi pembiayaan konsumtif sebesar 53,92%, pembiayaan produktif 22,41%, dan pembiayaan komersial 15,25%. Sedangkan pembiayaan mikro dan kartu Hasanah Card masing-masing berkontribusi 6,2% dan 2,3% dari total pembiayaan.
Sebagai gambaran, pembiayaan konsumtif yang menyumbang mayoritas pembiayaan BNI Syariah, didominasi oleh pembiayaan Griya Ib Hasanah yaitu dengan komposisi sebesar 85,44%.
Seiring dengan pembiayaan yang mengalami kenaikan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) juga naik 26,77% menjadi Rp 18,9 triliun. Kenaikan DPK ini sebanyak 56,07% merupakan deposito. Sisanya, 35% tabungan dan 8,7% berupa giro.
Seiring dengan laba yang mengalami kenaikan, membuat aset BNI Syariah juga membengkak 23,13% menjadi Rp 22,7 triliun. Sampai akhir tahun, BNI Syariah menargetkan asetnya sebesar Rp 22,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News