Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan fintech peer to peer lending masih gencar menyalurkan pinjaman di tengah pandemi Covid-19. Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Imansyah menyatakan secara total penyaluran fintech tumbuh 113,05% yoy menjadi Rp 128,7 triliun hingga kuartal III 2020.
“Akumulasi rekening peminjam tumbuh 103,46% yoy menjadi 29,21 juta. Sedangkan, akumulasi rekening lender tumbuh 21,99% yoy menjadi 681.632 entitas,” kata Imansyah.
Adapun outstanding pinjaman tumbuh 24,88% yoy menjadi Rp 12,71 triliun hingga kuartal III 2020. Sedangkan penyaluran pinjaman baru secara nasional pada September 2020 tumbuh 25,06% yoy menjadi Rp 47,2 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi menyatakan, pertumbuhan ini mencerminkan P2P lending tetap menyalurkan pinjaman modal kerja di tengah pandemi. Lantaran banyak UMKM kesulitan mencari pendanaan saat krisis.
Baca Juga: Ini peranan fintech dalam pemulihan ekonomi nasional
Adrian menilai, meski bisnis tumbuh pesat, secara risiko industri fintech P2P lending mampu menjaga kualitas pinjaman. Hal ini tecermin pada tingkat keberhasilan bayar 90 hari (TKB 90) masih di level 91,73%.
Ia menyebut, fintech masih banyak membiaya bidang kesehatan, logistik, telekomunikasi, dan kebutuhan pokok. Sektor-sektor ini dipercayai bisa bertahan di tengah pandemi.
Kinerja fintech P2P lending itu telah dijalani oleh 156 entitas yang terdiri dari 33 perusahaan berizin dari OJK dan sisanya masih berstatus terdaftar. Sedangkan secara prinsipnya, sebanyak 144 fintech menjalani bisnis konvensional dan 11 lainnya menjalankan bisnis dengan kaedah syariah.
PT Amartha Mikro Fintek mencatat hingga September 2020, pertumbuhan angka pendana atau lender sebesar 34% menjadi Rp 2,66 triliun. Andi Taufan Garuda Putra, pendiri dan CEO Amartha menyebut Amartha menyalurkan pendanaan modal usaha dari ratusan ribu pendana kepada 542.350 mitra pengusaha perempuan mikro desa.
Begitupun dengan PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia mencatat pertumbuhan penyaluran pinjaman usaha sebesar 42% pada kuartal ketiga 2020 dibandingkan periode sama di tahun 2019.
Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 255 miliar kepada 200 lebih UKM selama periode 3 bulan dari Juli hingga September 2020 dan didukung oleh lebih dari 130.000 pemberi pinjaman retail yang tersebar dari Aceh sampai Papua.
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran menyampaikan, pertumbuhan selama kuartal III 2020 ditopang oleh realisasi penyaluran pinjaman usaha yang selalu meningkat dari bulan ke bulan dibandingkan tiga bulan sebelumnya dengan rata-rata sebesar Rp 85 miliar.
Ivan menjelaskan, Akseleran mampu menyalurkan pinjaman usaha hingga sebesar Rp 105 miliar di bulan September 2020 atau yang menjadi rekor tertinggi Akseleran selama tiga tahun terakhir.
“Performa kami yang positif sejalan dengan perbaikan kualitas pinjaman Akseleran yang juga berhasil menekan angka NPL di bawah 0,3% dari total penyaluran pinjaman usaha. Tetap tumbuhnya Akseleran di usia yang ketiga tahun ini mendorong optimisme kami untuk menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini,” kata Ivan.
Secara kumulatif, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun kepada ribuan UKM di Indonesia.
Selanjutnya: Investree telah salurkan dana program PEN senilai US$ 5 juta ke UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News