Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn berpendapat produk deposito dan obligasi ritel memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing.
Hanya saja, per 1 Maret 2023, Hera bilang BCA telah menaikkan suku bunga deposito rupiah hingga 100 bps untuk jangka waktu 3 bulan, mencapai sebesar 4,00%. Adapun untuk jangka waktu 6 bulan, suku bunga deposito IDR naik 50 bps menjadi 2,50%.
Meski demikian, ia menyebut kenaikan suku bunga deposito tersebut tidak berdampak signifikan terhadap cost of fund BCA. Mengingat, porsi deposito hanya berkisar 19% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) per Maret 2023.
“Deposito BCA relatif terjaga hingga Maret 2023, yakni mencapai Rp 195,4 triliun. Kami memperkirakan pertumbuhan deposito sebesar 7%-9%,” ujarnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan bahwa sejatinya baik itu obligasi ritel milik pemerintah maupun deposito mempunyai keunggulan yang berbeda.
Memang, secara imbal hasil maupun biaya-biaya yang perlu dikeluarkan dinilai lebih menguntungkan obligasi ritel. Tapi, ia menyoroti likuiditas dari deposito yang lebih baik dengan bisa dicairkan walau terkena biaya penalti.
“Bank-bank kan sebenarnya juga menjadi mitra distribusi dari obligasi ritel tersebut, jadi mereka juga bisa mendapat fee based income,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News