Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kinerja PT Bank Artha Graha Tbk melambat hingga kuartal ketiga 2016. Hal ini bisa dilihat dari laba bersih yang turun sebesar 13,95% year on year (yoy) menjadi Rp 74 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan ke Bursa Efek Indonesia, Senin (31/10), penurunan laba bersih disebabkan beban operasional selain bunga yang naik 5,52% yoy menjadi Rp 746 miliar. Kenaikan beban operasional melebihi pendapatan bunga bersih yang hanya naik 1,97% yoy menjadi Rp 776 miliar.
Kenaikan biaya operasional berasal dari beban tenaga kerja, dan beban operasional umum dan administrasi.
“Dari fungsi intermediasi, kredit sampai kuartal III 2016 mencapai Rp 16,64 triliun,” kata Andy Kasih, Direktur Utama Bank Artha Graha, dalam laporan keuangan publikasi, Senin (31/10).
Walaupun mencatatkan realisasi pertumbuhan kredit yang cukup besar, namun secara nominal jumlah tersebut turun 5,7% yoy. Penurunan kredit ini disebabkan beberapa sektor seperti pertanian dan pertambangan, industri, transportasi dan komunikasi.
Untuk rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) gross hingga kuartal III 2016 sebesar 1,64%, atau turun 211 bps dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan NPL ini disebabkan bank menaikkan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 42,26% yoy menjadi Rp 239 miliar.
Sebagai informasi, sampai September 2016, modal inti bank Artha Graha sebesar Rp 3,6 triliun, atau masuk dalam bank umum kelompok usaha (BUKU) II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News