Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan kinerja menggembirakan sepanjang tahun 2022. Anak usaha Bank Mandiri ini mengantongi laba bersih Rp 4,3 triliun. Capaian ini tumbuh 42,2% dari tahun sebelumnya atau secara tahunan atau Year on Year (YoY).
Berdasarkan materi paparan kinerja Bank Mandiri, Selasa (31/1), pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan sebesar 18,7% YoY menjadi Rp 19,2 triliun.
Pertumbuhan pendapatan sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan dan pendapatan berbasis komisi dan biaya atau fee based income (FBI). Perseroan mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 207,7 triliun atau meningkat 21,3% secara YoY.
Baca Juga: Asbisindo Optimistis Kinerja Perbankan Syariah Tumbuh Double Digit di 2023
Pertumbuhan ini disertai dengan perbaikan kualitas aset dimana Non Performing Loan (NPL) secara gross berada di level 2,4%, turun dari 2,9% pada akhir 2021.
Sedangkan FBI bank yang dikenal dengan nama BSI ini mencapai Rp 3,71 triliun atau meningkat 21,2% dari tahun 2022 yang mencapai Rp 3,06 triliun.
FBI BSI tumbuh dari semua sumber pendapatan dari layanan e-channel tumbuh 23,8% YoY menjadi Rp 895,7 miliar.
Pendapatan dari pawning naik 8,2% menjadi Rp 638,9 miliar, pendapatan dari collection meningkat 32,4% menjadi Rp 1 triliun, FBI dari operasional naik 11,7% menjadi Rp 257,7 miliar, serta dari treasury naik 57,7% menjadi Rp 198,2 miliar.
Baca Juga: BSI Salurkan Pembiayaan Rp 17 Triliun di Provinsi Aceh hingga Akhir 2022
Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BSI tumbuh 12,1% menjadi Rp 261,49 triliun. Bank ini berhasil meningkatkan dana murah sehingga biaya dana atau cost of fund (CoF) turun menjadi 1,6% dari 2,4% pada 2021.
Tahun 2023, BSI telah menyiapkan sejumlah strategi untuk terus tumbuh berkelanjutan. Pertama, tumbuhan secara sehat dan berkelanjutan dengan tumbuh agresif pada produk konsumer, gadai, dan mikro, serta fokus mendorong peningkatan dana murah atau CASA.
Kedua, mengintensifkan ekosistem syariah. Ketiga, mengkolaborasikan segmen wholesale dan ritel. Keempat melanjutkan inisiatif digital lewat super apps, bionic banking, dan layanan baru lainnya. Kelima, mengoptimalisasikan managemen resiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News