kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba BCA (BBCA) turun 5% jadi Rp 27,1 triliun sepanjang tahun 2020


Senin, 08 Februari 2021 / 16:52 WIB
Laba BCA (BBCA) turun 5% jadi Rp 27,1 triliun sepanjang tahun 2020
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019). Meski turun, BCA catatkan laba bersih Rp 27,1 triliun sepanjang 2020. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia (BCA) mencatatkan pertumbuhan rata-rata kredit sebesar 4,7% secara tahunan (YoY) sepanjang tahun 2020 kemarin. Sedangkan total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% YoY.

Akan tetapi, karena adanya pelemahan aktivitas bisnis, maka fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga per akhir Desember 2020 total kredit BCA turun 2,1% menjadi Rp 575,6 triliun. Dengan demikian, secara konsolidasi total kredit tercatat sebesar Rp 588,7 triliun, atau melemah 2,5%.

Meski menghadapi sejumlah tantangan, BCA dan entitas anak mampu mencatatkan pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) hingga 11,2% menjadi Rp 45,4 triliun, ditopang oleh peningkatan likuiditas, biaya dana yang lebih rendah, dan perlambatan belanja operasional. 

Baca Juga: Sri Mulyani beberkan rencana pembentukan holding ultra mikro dan rights issue BBRI

Sementara itu, laba bersih turun 5,0% menjadi Rp 27,1 triliun, disebabkan biaya pencadangan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset.

Dari sisi pembiayaan, kredit korporasi meningkat hingga 7,7% menjadi Rp 255,1 triliun, sejalan dengan semangat BCA membantu menggerakkan roda perekonomian nasional di tengah pandemi. Sementara itu, kredit komersial dan UKM menurun 7,9% menjadi Rp 186,8 triliun. 

Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,7% menjadi Rp 90,2 triliun, KKB terkontraksi 22,6% menjadi Rp 36,9 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit turun 20,6% menjadi Rp 11,2 triliun. Secara total, kredit konsumer terkontraksi 10,8% menjadi Rp 141,2 triliun.

Penurunan outstanding pada segmen konsumer tersebut disebabkan oleh tingkat pelunasan (repayment) yang lebih tinggi dibandingkan pemberian fasilitas kredit baru. Dari total portofolio kredit, sekitar 21,6% atau Rp 127,2 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan dalam rangka mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).

Baca Juga: Aset BCA Syariah naik 12,5% pada tahun 2020, imbas merger dengan Bank Interim

“Kami mengapresiasi respon cepat regulator dalam merelaksasi kebijakan restrukturisasi untuk membantu perbankan dan nasabah melewati masa-masa sulit. BCA senantiasa berada di sisi nasabah dalam menghadapi tantangan perekonomian ini, termasuk dengan merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemi," tutur Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam video conference, Senin (8/2).      

"Hingga akhir Desember 2020, BCA membukukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 104,2 triliun atau sekitar 18% dari total kredit, yang berasal dari sekitar 100.000 nasabah,” lanjutnya.




TERBARU

[X]
×