kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba BCA turun 4,8% di semester I-2020, begini kata analis


Senin, 27 Juli 2020 / 22:40 WIB
Laba BCA turun 4,8% di semester I-2020, begini kata analis
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah Bank BCA Tangerang Selatan, Senin (1/7). Bank BCA mencatatkan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) per April 2019 berkisar 1,4% sampai 1,5% secara total/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi Covid-19 memang sudah berdampak ke perlambatan kinerja perbankan secara menyeluruh. Pasalnya, dengan meningkatnya risiko akibat perlambatan ekonomi, perbankan diharuskan untuk memupuk pencadangan lebih jumbo dari kondisi normal.

Praktis, hal ini pun membuat pertumbuhan laba bersih perbankan menjadi tersendat. Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia ini pun membukukan laba bersih menurun 4,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 12,24 triliun pada semester I 2020.

Pasalnya sampai bulan Juni, 2020 BCA harus mengeluarkan biaya pencadangan alias provisi cukup jumbo menyentuh Rp 6,54 triliun atau naik 167,3% (yoy). Nah, bila tidak menghitung pencadangan, sebenarnya BCA masih mencatatkan laba (sebelum pencadangan) naik 15,8% yoy menjadi Rp 21,53 triliun.

Baca Juga: BCA proyeksi kredit masih bisa tumbuh 2% tahun ini

Menurut Pengamat Pasar Modal dan Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee, dalam situasi pandemi Covid-19 memang sudah bisa dipastikan kalau laba perbankan akan menciut.

Hal ini tentunya disebabkan oleh berkurangnya potensi kredit serta pendapatan bunga yang diakibatkan dari tren restrukturisasi kredit.

"Hal ini memang memaksa bank untuk membentuk pencadangan, tapi sebagian masalah tidak terlalu kelihatan dengan adanya Peraturan OJK Nomor 11 soal restrukturisasi," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (27/7).

Hans juga mengakui kalau BCA penurunannya masih lebih minim, sebab dengan tren seperti sekarang bisa saja bank lain mengalami penurunan laba lebih dalam dibandingkan BCA.

Tetapi, di samping itu hal ini memang tidak dapat dipungkiri akan terjadi di sektor perbankan. Setidaknya, sampai ekonomi kembali pulih, perlambatan kinerja perbankan mulai dari laba hingga kredit masih akan berlanjut.

"Kemungkinan profit bank akan turun, kalau BCA turun 4% itu justru jauh lebih bagus dibandingkan bank lain, bahkan di luar negeri yang turunnya bisa 20%-40%," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma justru mengatakan penurunan laba BCA sebesar 4% jauh lebih baik dibandingkan proyeksi. "Itu turunnya tidak sejelek yang saya bayangkan, sebetulnya bagus," katanya.

Baca Juga: Diterpa pandemi, DPK dan rasio keuangan BCA masih positif

Menurut Suria, berbeda dengan bank kompetitornya BCA lebih bisa mengendalikan biaya bunga lewat optimalisasi dana murah (CASA) yang kuat.

Memang, pada Semester I 2020 BCA masih mampu mempertahankan rasio CASA tetap di level 75,6%, nyaris tidak bergerak dari tahun sebelumnya. Malah kalau dirinci, dana giro dan tabungan BCA di semester I 2020 justru naik masing-masing 12,8% dan 13% secara yoy.

Lebih lanjut, Dia juga mengatakan kalau secara umum sektor perbankan bakal mengalami penurunan laba. Termasuk empat bank besar yakni Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA dan BNI. "Tapi mungkin yang turunnya paling rendah itu BCA," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×