kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Laba Bersih Bank BTPN Turun di Semester I-2023, Ini Penyebabnya


Selasa, 01 Agustus 2023 / 11:39 WIB
Laba Bersih Bank BTPN Turun di Semester I-2023, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat laba bersih Rp 1,46 triliun pada semester I-2023.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat laba bersih Rp 1,46 triliun pada semester I-2023. Laba bersih ini turun sekitar 12,57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,68 triliun.

Penurunan laba bersih tersebut disebabkan penambahan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau pencadangan kredit di kuartal kedua tahun 2023. Ini merupakan bagian dari antisipasi Bank BTPN terkait proses restukturisasi nasabah korporasi dan sebagai bagian dari upaya mitigasi dari berakhirnya kebijakan stimulus Covid-19 dari pemerintah. 

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, Bank BTPN mencatat posisi pergerakan CKPN sebesar Rp 2,99 triliun per Juni 2023, naik dari posisi Rp 2,81 triliun di Desember 2022. Dengan penambahan pencadangan ini, biaya kredit meningkat sebesar Rp 422 miliar, sehingga mempengaruhi laba bersih Bank BTPN (konsolidasi).

Baca Juga: Ini Daftar 39 Bank di Indonesia yang Dikuasai Investor Asing

Dari sisi kredit, Bank BTPN juga berupaya untuk menjaga kualitas kreditnya di paruh pertama tahun ini. Tercatat kredit di segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan syariah masing-masing meningkat sebesar 18% dan 8% secara tahunan. Sementara itu total kredit yang disalurkan oleh Bank BTPN hingga semester I-2023 tercatat turun 0,4% (yoy) ke posisi Rp 148,71 triliun. 

Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN per Juni 2023 terjaga di 1,39%, masih lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,52% pada akhir Mei 2023.

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar menyampaikan pihaknya bersyukur Indonesia telah memasuki masa transisi endemi sehingga perekonomian mulai kembali bangkit. Di luar itu, menurutnya pulihnya perekonomian adalah angin segar yang ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak.

"Bank terus berupaya mendukung berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan dan antisipasi risiko kredit," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (1/8). 

Dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN meningkat sebesar 4% (yoy) menjadi Rp107,35 triliun di semester I-2023 tahun ini, dari Rp103,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Bank BTPN berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 223,3% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di 124,0% pada posisi 30 Juni 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level yang kuat yakni 29,8%.

Di sisi lain di tengah kenaikan suku bunga, pendapatan bunga bersih Bank BTPN meningkat di sebesar 4% (yoy) menjadi Rp5,95 triliun di semester I-2023 dari Rp 5,72 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Dugaan Rekening Jenius Dibobol, Bank BTPN Segera Kembalikan Dana Nasabah

Bank BTPN secara konsolidasi juga mencatat peningkatan pendapatan operasional sebesar 3% (yoy), sementara Pre-Provision Operating Profit (PPOP) berada di level Rp3,32 triliun. Sehingga margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) Bank terjaga di 6,3%. 

Ke depan, Henoch menyampaikan Bank BTPN akan berfokus pada Semester II-2023 sebagai upaya untuk terus meningkatkan kinerja positif yang berkelanjutan.

"Kami akan fokus dengan menumbuhkan kredit sesuai risk appetite, menumbuhkan CASA, meningkatkan pendapatan fee base dan forex, maupun aktivitas cross sell, sehingga bisa terus berkontribusi bagi penguatan perekonomian pascapandemi guna memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Indonesia,” kata Henoch.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×