Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti
Secara terpisah, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta melengkapi, berkat pertumbuhan kredit tersebut. BNI berhasil mendorong pertumbuhan pendapatan bunga. Catatan BNI, sampai dengan Juli 2018 pendapatan bunga perseroan sudah tumbuh 12,4%. "Kinerja BNI tentu saja paling utama didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga. Sampai dengan Juli mengalami pertumbuhan yoy 12,4%. Jauh di atas industri yang sebesar 8,4% maupun bank BUMN lain," jelas Herry.
Bank berlogo 46 ini optimis sampai akhir tahun pertumbuhan laba akan terus terjaga. Pasalnya, tak hanya mengandalkan pendapatan bunga, perseroan juga mendorong dari sisi pendapatan berbasis komisi atau fee based income.
Antara lain seperti bisnis trade finance, remitansi dan bank garansi. Herry menambahkan, bank bersandi emiten BBNI ini juga secara intensif melakukan perbaikan kualitas kredit untuk menghemat beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
"Langkah lain dengan terus melakukan langkah-langkah efisiensi biaya sehingga diproyeksikan hingga akhir tahun proft kami tumbuh di kisaran 15% sampai 17%," sambung Herry. Sebagai tambahan informasi, selain BNI dan BTN. Dua bank plat merah lain yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga membukukan pertumbuhan laba cukup tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan bulan Juli 2018 lalu Bank Mandiri tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 13,89 triliun atau naik 21,97% secara yoy. Persentase pertumbuhan laba Bank Mandiri menjadi yang paling besar diantara seluruh bank BUMN.
Sementara BRI sampai dengan akhir Juli 2018 lalu membukukan pertumbuhan paling kecil yakni 11,61% secara yoy. Namun, dari sisi jumlah laba bersih, BRI masih menjadi bank dengan laba tertinggi yaitu mencapai Rp 16,75 triliun sampai dengan Juli 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
