kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Laba bersih Bank Permata (BNLI) melesat menjadi Rp 493,72 miliar di kuartal I-2021


Sabtu, 01 Mei 2021 / 06:23 WIB
Laba bersih Bank Permata (BNLI) melesat menjadi Rp 493,72 miliar di kuartal I-2021
ILUSTRASI. Laba bersih setelah pajak Bank Permata meningkat menjadi Rp 493,72 miliar dari sebelumnya hanya Rp 1,73 miliar.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan perbaikan kinerja pada kuartal pertama 2021. Hal ini tergambar dari laba bersih setelah pajak meningkat secara signifikan menjadi Rp 493,72 miliar pada Maret 2021 dibandingkan Rp 1,73 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional 14,1% year on year (yoy) menjadi Rp 2,4 triliun pada tiga bulan pertama 2021. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan aset dan bisnis setelah penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020. 

Bank Permata mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 21,5% yoy menjadi sebesar Rp 203,5 triliun. Berkahnya, kini Bank Permata menjadi salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.  

Penyaluran kredit tumbuh 6,6% yoy menjadi sebesar Rp 117,7 triliun pada Maret 2021. Bisnis inti bank ini didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen wholesale banking sebesar 28,7% yoy dan kredit KPR 15,5% yoy.

Baca Juga: RUPSLB Bank Permata tunjuk Chalit Tayjasanant sebagai CEO BNLI baru

Selain itu, BNLI tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal tercermin dari perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 82,3%. BOPO Bank Permata membaik 11,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 94,0%.  

“Bertambahnya kapital PermataBank menunjang semakin kuatnya inisiatif digitalisasi perbankan yang kami berikan bagi nasabah setia PermataBank,” papar Plt Direktur Utama PermataBank Abdy Dharma Salimin dalam siaran pers, Jumat (30/4). 

Bank Permata juga memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai secara pruden untuk mengantisipasi potensi kerugian mengingat dampak pandemi Covid-19 yang masih berlanjut pada kuartal pertama. Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 246% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 152%.

Baca Juga: Bank Permata rights issue 88 miliar saham, Bangkok Bank akan menyerap haknya

Walaupun demikian, dengan perbaikan kualitas aset yang terjadi selama periode berjalan, jumlah biaya penyisihan penurunan nilai kredit turun sebesar 34% menjadi Rp 420 miliar pada kuartal pertama 2021. 

Selain itu, Bank Permata menjaga rasio NPL gross dan NPL net masing-masing pada level 2,9% dan 1,0%. Posisi itu lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing pada level 3,2% dan 1,2%. Perbaikan NPL akan terus dicapai dengan adanya restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book.

Posisi likuiditas Bank terjaga kuat yang tercermin pada loan to deposit ratio (LDR) sebesar 77% pada akhir Maret 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 80%. Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 12,2% yoy dengan rasio CASA sebesar 54%, menguat dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%.  

Baca Juga: Perbankan optimalkan bisnis kredit tanpa agunan (KTA) jelang Lebaran

Oleh sebab itu, Bank Permata akan terus berfokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit, sejalan dengan pemulihan perekonomian yang diharapkan dapat direalisasikan dengan penyelesaian program vaksinasi nasional.

Rasio permodalan terjaga kuat sejak penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020, sebagaimana tercermin pada rasio CAR dan CET-1 pada posisi akhir Maret 2021 masing-masing sebesar 35,2% dan 26,6%. Hal itu meningkat dibandingkan 19,6% dan 18,4% per posisi Maret 2020.  Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum regulator ataupun rasio CAR rata-rata industri perbankan Indonesia. 

PermataBank juga terus mendorong penerapan digitalisasi dalam transaksi perbankan. Transaksi digital dari semua kanal digital terutama PermataMobile X dan PermataNET mengalami pertumbuhan signifikan sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, sedangkan transaksi QR Pay melalui PermataMobile X mengalami pertumbuhan paling tinggi yang mencapai di atas 400%.  

Baca Juga: Bank Permata tawarkan lima solusi finansial bagi milenial lewat PermataME

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×