Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. PT Bank Syariah Bukopin (BSB) berhasil menggelembungkan laba bersih. Masa kinerja 2010, anak usaha PT Bank Bukopin Tbk (BBPK) ini meraup untung sebesar Rp 10,23 miliar atau naik 1.131,63% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 831 juta.
Riyanto, Direktur Utama BSB, mengungkapkan bahwa kenaikan laba ini didukung kenaikan pendapatan operasi utama. Sepanjang 2010, BSB meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 350 miliar atau naik 27,51% menjadi Rp 1,622 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp 1,272 triliun. "Peningkatan ini disebabkan kenaikan deposito 32,32% dan tabungan 17,19%," jelas Riyanto, dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham, Kamis (24/3).
Tak hanya DPK yang mengalami peningkatan namun BSB juga terus menggenjot pembiayaan. Hingga akhir 2010, BSB berhasil menyalurkan pembiayaan Rp 330 miliar atau menjadi sebesar Rp 1,61 triliun, naik 25,78% dari tahun sebelumnya Rp 1,28 triliun. Pembiayaan BSB fokus ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pembiayaan konsumen ataupun mulitifinance.
Tercatat, pembiayaan macet atau non performing financial (NPF) BSB sebesar 3,80%. BSB juga membukukan rasio pembiayaan total simpanan atau financial to deposit ratio (FDR) turun 99,37% dari tahun sebelumnya 100,62%.
Riyanto bilang, untuk terus meningkatkan pertumbuhan BSB, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) akan dinaikkan dari 10,88% menjadi 16,3%. Sementara itu, return on asset (ROA) mencapai 0,76%, sedangkan return on equity (ROE) sebesar 10,45%. "Dengan CAR yang hanya 10,88%, maka di RUPS ini pemegang saham setuju untuk menambah modal BSB sebesar Rp 100 miliar," tambahnya.
BSB menargetkan laba bersih 2011 mencapai Rp 25 miliar atau naik 150% dari tahun lalu. "Dengan meningkatkan pembiayaan kami berharap laba tahun 2011 ini akan naik hingga Rp 25 miliar," tutur Riyanto, kepada wartawan, Kamis (24/3).
Riyanto bilang, untuk menambah modal perbankan, tidak ada rencana pembagian dividen untuk pembukuan tahun lalu, sehingga laba BSB akan ditahan 100%. Adapun strategi BSB untuk mendongkrak kenaikan lama dengan, menyalurkan pembiayaan hingga 35%-40% per 2011, selain itu juga akan mengembangkan jaringan outlet, IT dan penambahan SDM.
Selain itu, aset BSB juga ditargetkan akan tumbuh 30%-40% sampai akhir 2011 ini, sampai akhir 2010 total aset BSB mencapai Rp 2,19 triliun atau naik 10,60% dari tahun sebelumnya senilai Rp 1,98 triliun, peningkatan ini karena tingginya penyaluran pembiayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News