kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Laba BNI Syariah merosot 35%


Senin, 12 November 2012 / 09:53 WIB
Laba BNI Syariah merosot 35%
ILUSTRASI. Layanan?produk asuransi di aplikasi My Home Credit.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Pada kuartal III-2012, laba BNI Syariah merosot 35% menjadi Rp 64 miliar dari posisi sebelumnya Rp 87 miliar. Manajemen perusahaan ini mengklaim, penurunan kinerja ini karena biaya membengkak. Salah satunya untuk menambah cabang maupun merekrut pegawai baru.  

Setelah mengeluarkan banyak biaya, BNI Syariah optimistis dapat menikmati hasil ekspansi, dalam bentuk kenaikan dana pihak ketiga maupun penyaluran pembiayaan. Walhasil, perolehan laba akhir tahun bisa melesat lagi.

Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengestimasi, laba akan tembus Rp 100 miliar di akhir tahun 2012. Target itu akan dicapai dengan menggenjot pembiayaan hingga tumbuh 30% dan merestrukturisasi  kredit bermasalah senilai Rp 400 miliar.

Manajemen BNI Syariah menargetkan dapat me-recovery kredit hapus buku sebesar Rp 45 miliar. "Restrukturisasi ini dapat memperbesar laba," katanya, Jumat (9/11).

Informasi saja, BNI Syariah membukukan kenaikan beban operasional 43% menjadi Rp 400 miliar. Rinciannya, beban dari bonus titipan wadiah naik 100%, personalia naik 43%, dan biaya promosi naik 80%.

Biaya personalia melonjak karena perseroan merekrut sekitar 1.800 pegawai baru, sehingga jumlah pegawai mencapai 3.000 orang. Bank menambah pegawai untuk membesarkan sektor mikro.

Sedangkan kenaikan beban promosi akibat penambahan cabang menjadi 200 kantor. "Tambahan kantor dan pegawai tentu berkorelasi dengan kenaikan pendapatan," tambah Dino.

Meskipun laba menurun, penyaluran pinjaman naik 20% menjadi Rp 6,56 triliun. Hingga akhir tahun, BNI Syariah menargetkan pembiayaan tumbuh 30% atau mencapai Rp 6,8 triliun. Sektor yang akan dioptimalkan antara lain mikro, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit.

BNI Syariah menyiasati penurunan pembiayaan emas dengan mendorong KPR, retail dan sektor produktif. "Pendapatan gadai emas kami menurun, namun ada sektor lain yang diperbesar," katanya. Asal tahu saja, piutang qardh BNI Syariah turun 28% menjadi Rp 662 miliar. Piutang qardh mayoritas dari pembiayaan gadai emas.

Dinno menambahkan, BNI Syariah membidik pertumbuhan pembiayaan sebesar 30% selama tiga tahun ke depan. Rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 16% masih cukup untuk menopang target itu. "Kami mudah ekspansi, rencananya kami akan jaga CAR minimal 8%," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×