Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Pembiayaan qardh pada kuartal III-2012 merosot tajam. Bank BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, misalnya mencatat penurunan pembiayaan qardh lebih dari 20%. Akad qardh digunakan untuk pembiayaan gadai emas, dana talangan haji dan talangan atas invoice.
BNI Syariah membukukan penurunan piutang qardh sebesar 28%, dari Rp 925 miliar menjadi Rp 662 miliar pada September 2012. Padahal, pada kuartal III-2011, pertumbuhannya mencapai 444% menjadi Rp 945 miliar. Penurunan bisa bermakna dua hal; penyaluran pembiayaan baru tumbuh biasa-biasa saja atau banyak debitur yang melunasi kewajibannya.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono, menjelaskan penurunan terjadi karena aturan Bank Indonesia (BI) yang membatasi pembiayaan qardh beragun emas. Kebijakan ini berdampak signifikan lantaran portofolio gadai emas mencapai 70% terhadap total piutang qardh. "Sebagian besar pembiayaan qardh adalah rahn emas, juga ada qardh produktif seperti talangan atas invoice," katanya, Senin (5/11).
Talangan invoice artinya pinjaman dana untuk kegiatan produktif. Imam menjelaskan, jika nasabah memiliki tagihan ke pihak lain, tapi ada jeda waktu pembayaran, nasabah bisa meminta bank menalangi terlebih dahulu. Nasabah lalu menyerahkan invoice sebagai agunan.
Dana talangan ini membantu arus kas (cashflow) si peminjam. "Hingga kuartal empat pinjaman qardh bakal tumbuh stagnan. Namun kami siap membesarkan segmen lain seperti kredit pemilikan rumah (KPR), mikro dan ritel produktif," jelasnya.
Direktur Keuangan Bank Muamalat, Andi Buchari, mengatakan pembiayaan qardh menurun karena bank mengerem pemberian dana talangan haji. Pada September 2012, pinjaman qardh turun 23% menjadi Rp 1,43 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 99% merupakan dana talangan haji. "Kami tengah konsolidasi produk dana talangan haji. Ke depan kami akan mengurangi, sebab produk itu bukan pembiayaan utama kami," katanya.
BRI Syariah mencatat penurunan qardh terbesar hingga 41% menjadi Rp 1,26 triliun dari posisi sebelumnya Rp 2,17 triliun. Seperti BNI Syariah, anak usaha BRI ini juga pernah mencatat lonjakan qardh hingga 501%, dari Rp 361 miliar pada September 2010 menjadi Rp 2,17 triliun per September 2011.
Di saat pertumbuhan qardh tiga bank ini melambat, bank syariah lainnya menikmati pertumbuhan. CIMB Niaga Syariah misalnya, pembiayaan qardh untuk gadai emas naik 174% menjadi Rp 85,68 miliar. Pertumbuhan ini terlihat mencolok karena total penyalurannya memang masih kecil.
Kenaikan pembiayaan emas CIMB Niaga Syariah mulai terlihat sejak akhir Desember 2011 yang mencapai Rp 66,89 miliar, meskipun pada Maret 2011 menurun 13% atau menjadi Rp 57,98 miliar. Namun pada semester I-2011 kembali mengalami kenaikan menjadi Rp 73,64 miliar. Kenaikan ini karena bank ini menambah 36 jaringan gadai emas menjadi 77 outlet dari tahun sebelumnya hanya 41 outlet. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News