Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk sepanjang Semester I-2019 mencatatkan total laba bersih sebesar Rp 1,98 triliun. Jumlah tersebut tercatat mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,76 triliun atau tumbuh 11,8% secara year on year (yoy).
Jika dirinci, pertumbuhan laba tersebut antara lain didorong oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang naik sebesar 5,5% yoy menjadi Rp 6,32 triliun. Selain itu, biaya pencadangan perseroan juga secara tahunan menurun 2% menjadi Rp 1,52 triliun.
Baca Juga: Gandeng Artajasa, Mastercard akan implementasi GPN
Di sisi lain, pendapatan non bunga CIMB Niaga juga tercatat mengalami pertumbuhan 6,3% yoy dari Rp 1,86 triliun menjadi Rp 1,98 triliun pada akhir Juni 2019 lalu.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan mengatakan pencapaian tersebut juga ditopang dari pendapatan operasional yang naik sebesar 5,7% secara yoy.
"Penguatan dari net interest margin (NIM) pada Semester-I 2019 menjadi 5,41% dibandingkan 5,09% pada Semester-I 2018," ujarnya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Kamis (15/8).
Baca Juga: Waspada penipuan modus SIM SWAP, perbankan siapkan strategi
Meski begitu, pertumbuhan kredit CIMB Niaga pada paruh pertama nampaknya masih tipis atau hanya naik 2,6% yoy dari Rp 185,72 triliun menjadi Rp 190,54 triliun. Hal tersebut juga tercermin pada pertumbuhan aset yang masih satu digit menjadi Rp 271,86 triliun atau naik 4,5% yoy.
Sementara dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), bank bersandi saham (BNGA, anggota indeks Kompas100) ini mencatat kenaikan 4% yoy menjadi Rp 197,85 triliun.
Masih tipisnya pertumbuhan DPK tersebut salah satunya disebabkan oleh penurunan dari sisi dana giro sebesar 2,7% yoy dari Rp 52,12 triliun menjadi Rp 50,72 triliun. Adapun, total dana deposito CIMB Niaga tumbuh paling tinggi 9,3% yoy menjadi Rp 91,22 triliun.
Baca Juga: Bank BTPN bakal penuhi saham free float pertengahan bulan ini
Perseroan menambahkan, pertumbuhan kredit utamanya ditopang dari kredit pemilikan rumah (KPR), kartu kredit, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang masing -masing tumbuh 13,%, 10% dan 4,1% secara yoy. Sementara kredit korporasi masih tumbuh tipis 2,1% yoy.
"Kami akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian terkait pertumbuhan kredit sejalan dengan kondisi perekonomian saat ini dengan tetap memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama," tambah Tigor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News