Reporter: Mona Tobing | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Dua perusahaan multifinance dengan bisnis inti lini pembiayaan sepeda motor membukukan penurunan laba kuartal I-2013. Keuntungan Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance) dan Federal International Finance (FIF) masing-masing menyusut 7% dan 6%.
Laba Adira Finance sebesar Rp 335,9 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 362,23 miliar. Hal serupa juga terjadi di FIF, labanya menurun dari Rp 286 miliar menjadi Rp 269 miliar.
Kinerja keduanya sejalan dengan merosotnya penyaluran pembiayaan pada tiga bulan pertama tahun 2013. Pembiayaan Adira hanya Rp 7 triliun anjlok 12%.
Tapi Adira optimistis, pembiayaan hingga akhir tahun nanti masih tumbuh 10%. "Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan menjadi peluang bagi pembiayaan motor," kata Willy Suwandi Dharma, pekan lalu. Menurutnya, jika harga BBM naik masyarakat akan membeli sepeda motor demi menghemat pengeluaran.
Sementara pembiayaan FIF menurun 3%, menjadi Rp 4,5 triliun. Ada dua faktor pemicu. Pertama, aturan uang muka minimum kendaraan yang membuat debitur menunda pembelian.
Kedua, harga komoditas anjlok, sehingga penyaluran pembiayaan di berbagai daerah juga ikut nyungsep. "Tapi saat ini ada tren pembelian motor telah menjadi kebutuhan dasar, sehingga peluang tumbuh juga tinggi," ungkap Djap Tet Fa, Direktur Marketing FIF.
Syukurlah, kondisi yang terjadi di Adira dan FIF tidak menular ke perusahaan pembiayaan spesialis kendaraan bermotor lain. Wahana Ottomitra Multiartha Finance (WOM Finance) dan Mandala Multifinance (Mandala Finance) misalnya, membukukan kenaikan laba.
Kuartal I-2013 laba WOM Finance mencapai Rp 7,42 miliar. Meski nilainya kecil, ini jauh lebih baik ketimbang pencapaian kuartal I-2012 yang merugi Rp 22,3 miliar. WOM Finance mulai pulih, setelah bertahun-tahun sibuk merestrukturisasi bisnisnya.
Meski laba membaik, pembiayaan WOM Finance menurun. Simon Tan, Direktur WOM Finance, menyebutkan pembiayaan kendaraan menurun dari 40.000 unit menjadi 37.000 unit. Seperti alasan FIF, ini buntut kenaikan uang muka kendaraan dan pelemahan harga komoditas.
Simon mengestimasi, pada Juni mendatang pembiayaan kembali melambat. Kondisi suram ini sudah terendus dari penyaluran pembiayaan di bulan April yang menurun 5%. "Aturan DP syariah mulai berlaku di bank. Imbasnya pembiayaan syariah juga menurun," ujar Simon. Namun ia percaya, dua bulan berikutnya pasar pembiayaan kembali normal.
Mandala Finance meraih pertumbuhan laba 27% menjadi Rp 65,7 miliar. Pendapatan naik 8% menjadi Rp 340 miliar. Ini sanggup mengompensasi kenaikan beban sebesar 2% dari Rp 246 miliar menjadi Rp 252 miliar. Melonjaknya beban ini akibat kenaikan pencadangan hingga 48%. Yaitu dari Rp 7,4 miliar menjadi Rp 11 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News