Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Mandiri atau Mandiri Syariah sampai dengan kuartal III 2018 lalu mencatatkan kinerja positif. Hal ini salah satunya tecermin dari perbaikan dari sisi aset dan pembiayaan perseroan.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni E.B. Subari menuturkan, per September 2018 lalu total aset perseroan mencapai Rp 93,35 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 11,01% dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 84,09 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut antara ditopang dari realisasi pembiayaan Mandiri Syariah yang naik 11,11% secara year on year (yoy) menjadi Rp 65,24 triliun di kuartal III 2018.
Sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Mandiri Syariah ini juga tumbuh 10,07% dari Rp 74,75 triliun di September 2017 lalu menjadi Rp 82,28 triliun di September tahun ini.
Menurut Toni, kenaikan pembiayaan tersebut juga diikuti dengan perbaikan dari sisi kualitas pembiayaan. Sebabnya, pada sembilan pertama tahun ini rasio non performing financing (NPF) Mandiri Syariah turun 1,04% dari 4,69% menjadi 3,65% secara tahunan.
Direktur Keuangan Mandiri Syariah Ade Cahyo bahkan mengatakan posisi ini terbilang paling rendah selama enam tahun terakhir.
Dus, berkat kinerja tersebut total laba bersih anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini tumbuh signifikan secara tahunan menjadi Rp 435 miliar dari tahun sebelumnya Rp 261 miliar alias tumbuh 66,77% yoy.
"NPF jauh menurun dari 2017 dan tahun 2016, bahkan ini terbaik dalam periode 6 tahun terakhir. Penurunan NPF ini juga berdampak positif ke laba bersih kami," kata Ade dalam paparan kinerja kuartal III 2018 di kantor pusat Mandiri Syariah, Jakarta, Kamis (8/11).
Nah, bila dirinci lebih dalam. Mayoritas penyumbang laba bersih perseroan ini disumbang dari fee based income (FBI) yang naik 16,34% yoy menjadi Rp 111 miliar. Sementara itu, margin bagi hasil bersih perseroan terbilang tumbuh moderat di level 5,49% menjadi Rp 189 miliar.
Alhasil, total pendapatan bersih Mandiri Syariah pada kuartal III 2018 tercatat naik 7,28% menjadi Rp 300 miliar.
Faktor lain yang menjadi penopang kenaikan laba bersih antara lain didorong dari efisiensi yang dilakukan perusahaan. Tercatat cost to income ratio (CIR) pada September 2018 lalu mencapai 52,28%, turun 1,17% dibandingkan periode September 2017 lalu.
"Laba kami juga didorong dari fee based income dan penurunan biaya overhead. Sampai akhir tahun kami bisa jaga di level (pertumbuhan) yang sama," tambah Ade.
Melihat pencapaian kinerja tersebut, Mandiri Syariah optimistis pada akhir tahun setidaknya perseroan dapat memupuk laba lebih tinggi mencapai Rp 500 miliar hingga Rp 550 miliar. Proyeksi tersebut dapat tercapai dengan asumsi pertumbuhan pembiayaan dan DPK sejalan yakni di kisaran 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News