kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Maybank turun 18,86%, ini penyebabnya


Senin, 29 Juli 2019 / 23:01 WIB
Laba Maybank turun 18,86%, ini penyebabnya


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk mengumumkan pendapatan operasional sebelum provisi naik 2,1% menjadi Rp 2,0 triliun untuk semester pertama yang berakhir 30 Juni 2019 dibandingkan dengan Rp 1,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (29/7), pertumbuhan Pendapatan Operasional ini terutama didukung peningkatan fee based income, manajemen pengelolaan biaya yang berkelanjutan dan kenaikan pendapatan bunga bersih sejalan dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 6,6% selama enam bulan pertama 2019.

Adapun, laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp 757 miliar untuk semester pertama yang berakhir 30 Juni 2019 dibandingkan dengan Rp 933 miliar semester sebelumnya yang berakhir 30 Juni 2018 atau turun 18,86%.

Baca Juga: Ekonom Maybank sebut stabilitas rupiah dapat sokong penghematan utang negara

Hal ini dikarenakan adanya peningkatan provisi sehubungan Bank menempuh langkah konservatif dalam melakukan pencadangan untuk kredit bisnis yang terdampak kondisi pasar yang terus menantang.

Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 14,1% menjadi Rp 1,2 triliun pada Juni 2019 dibandingkan Rp 1 triliun pada Juni 2018 didukung fee Global Market, bancassurance, administrasi kredit, pemulihan kredit dan layanan lain yang disediakan Bank.

Pendapatan bunga bersih meningkat 2,4% menjadi Rp 4 triliun dari Rp 3,9 triliun sementara Margin Bunga Bersih sedikit menurun yaitu sebesar 28 basis poin menjadi 4,8%.

Hal ini disebabkan oleh surplus likuiditas lantaran pihaknya melakukan langkah proaktif untuk memastikan kecukupan likuiditas untuk memitigasi risiko selama dan setelah pemilihan umum. Ke depan, pihaknya akan meneruskan pelaksanaan pricing kredit dan pengelolaan dana secara aktif untuk dapat lebih baik memitigasi tekanan pada margin.

Baca Juga: Bunga beranjak turun, ini dia bunga deposito bank paling tinggi per 26 Juli

Biaya overhead tetap terkendali dengan pertumbuhan sebesar 6,5% menjadi Rp 3,2 triliun pada Juni 2019 dari Rp 3 triliun pada Juni 2018 sebagai hasil inisiatif pengelolaan biaya yang baik di seluruh lini bisnis dan support unit Maybank.

Biaya overhead ini termasuk insentif yang dibayarkan untuk simpanan mudharabah yang tumbuh 111,7%. Tanpa biaya insentif tersebut, biaya operasional turun 1,3% pada Juni 2019.

Adapun, penyaluran kredit meningkat sebesar 6,6% menjadi Rp 135,4 triliun per 30 Juni 2019 dari Rp 127,1 triliun per 30 Juni 2018. Perbankan Global membukukan pertumbuhan kredit yang kuat sebesar 25,6% menjadi Rp37,8 triliun dari Rp 30,1 triliun terutama didukung kredit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan korporasi papan atas (perusahaan top tier)untuk pembiayaan infrastruktur dan investasi.

Baca Juga: Bunga turun, ini dia bunga deposito bank paling tinggi per 26 Juli

Kredit Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Mikro, Usaha Kecil & Menengah (UKM) dan Business Banking tumbuh sebesar 1,6% menjadi Rp 54,6 triliun, sementara kredit CFS Ritel tercatat sebesar Rp 43 triliun per Juni 2019.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan enam bulan pertama 2019 terbukti memiliki tantangan yang sama seperti tahun lalu. Meskipun terjadi perlambatan di beberapa bidang, core business dan fondasi perseroan dinilai masih tetap kokoh.

"Kami akan terus meningkatkan aset kami secara selektif untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Selain melanjutkan rekalibrasi model bisnis ritel kami, perjalanan transformasi kami ke depan akan fokus pada optimalisasi teknologi untuk memberikan pengalaman nasabah yang lebih baik di seluruh touchpoints," ujarnya.

Baca Juga: Tiga saham yang terdepak dari indeks LQ45 semakin melorot di akhir perdagangan

Dari sisi rasio keuangan, posisi dana pihak ketiga (DPK) tercatat meningkat 10,1% yoy menjadi Rp 125,2 triliun per Juni 2019. Sementara loan to deposit ratio (LDR) berada pada level 92,3% dan rasio liquidity coverage (LCR) ada di level 165,7% atau jauh melampaui kewajiban minimum 100%.

Guna menjaga likuiditas, selama semester I 2019 Maybank juga telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Bank Tahap IV sebesar Rp 640,5 miliar.

Taswin menambahkan, pihaknya sudah meningkatkan provisi kerugian kredit (loan loss provision) nasabah sebesar 46,3% menjadi Rp 975 miliar pada Juni 2019 yang terutama disebabkan oleh beberapa nasabah komersial.

Sementara itu, posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal alias capital adequacy ratio (CAR) sebesar 19,1% pada Juni 2019 dibandingkan 18,8% tahun lalu dan total modal Rp 26,2 triliun pada Juni 2019 dibandingkan Rp 24,7 triliun per Juni 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×