kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.272   -75,00   -0,46%
  • IDX 7.072   87,75   1,26%
  • KOMPAS100 1.056   15,28   1,47%
  • LQ45 830   12,75   1,56%
  • ISSI 214   1,84   0,87%
  • IDX30 423   6,75   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,91   1,58%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,55   0,45%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Laba Standard Chartered Indonesia melompat 82,14% di semester I 2019


Rabu, 07 Agustus 2019 / 20:07 WIB
Laba Standard Chartered Indonesia melompat 82,14% di semester I 2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga paruh pertama 2019, Standard Chartered Bank Indonesia (Standchart) berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 459 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari periode semester-I 2018 sebesar Rp 252 miliar atau tumbuh 82,14% secara year on year (yoy).

Rino Donosepoetro, Chief Executive Officer Standchart Indonesia mengatakan kenaikan tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan bisnis di berbagai lini usaha dan efisiensi biaya. Salah satunya antara lain didorong oleh kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang masing-masing tumbuh sebesar 6% secara yoy.

Baca Juga: Multifinance masih gemar cari pinjaman dari luar negeri

Kendati masih satu digit, kredit Standchart didorong oleh dua sektor yakni manufaktur dan konstruksi yang merupakan fokus perusahaan.

Selain itu, rasio biaya atau cost efficiency ratio (CER) mengalami perbaikan dari 67,8% per semester I-2018 menjadi 54,5% pada periode semester-I 2019. Hal ini dinilai Rino sealan dengan upaya perusahaan dalam mengelola pengeluaran dengan lebih optimal.

Pihaknya juga aktif mendorong pembiayaan di sektor perdagangan terutama untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta perusahaan-perusahaan berbasis ekspor. Segmen ini setidaknya menyumbang 25% dari total portofolio kredit Standchart Indonesia.

Baca Juga: Sembilan emiten multifinance berhasil mencetak pertumbuhan laba di semester I 2019

"Memasuki paruh kedua tahun 2019, kami akan terus waspada mengingat adanya ketegangan antara hubungan Amerika Serikat dengan mitra-mitra utamanya, sembari mencermati kebijakan moneter dari bank-bank sentral utama dunia dan fluktuasi harga minyak," terang Rino dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (7/8).

Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen tinggi terhadap Indonesia, dan akan memanfaatkan kemampuan jaringan global untuk mendatangkan investasi langsung ke Indonesia,serta mendukung perusahaan-perusahaan Indonesia dalam upaya ekspansi ke luar negeri.

Selain itu, ke depan pihaknya menyebut bakal lebih gencar dalam mendorong pertumbuhan kredit. Salah satunya pembiayaan terkait pembangunan infrastruktur oleh perusahaan BUMN.

Baca Juga: Musim haji, DPK bank syariah justru melaju kencang

Dus, untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Standchart juga telah meluncurkan dua layanan berbasis digital bertajuk SmartGoals dan Online Mutual Funds (OMF) untuk menyediakan layanan rekomendasi investasi dan juga sebagai platform transaksi reksa dana secara online yang dapat diakses melalui aplikasi mobile banking.

Rasio keuangan lain yang juga mengalami perbaikan di paruh pertama yakni meningkatnya net interest margin (NIM) dari 4,2% per akhir Juni 2018 menjadi 4,6% di Juni 2019.

"Kami terus menjalankan pengelolaan likuiditas yang cermat untuk memastikan likuiditas optimal tersedia untuk mendukung pertumbuhan Bank, sembari mempertahankan margin bunga yang optimal," ujar Chief Financial Officer Standchart Indonesia Anwar Harsono.

Baca Juga: BNI dorong perbankan digital pada pekerja migran di Hong Kong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×