Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Proyeksi para pelaku usaha terkait melesatnya pertumbuhan pembiayaan alat berat pada tahun ini, tampaknya benar-benar terbukti. Indikasinya, pembiayaan alat berat di perusahaan pembiayaan (multifinance) pada Januari 2012 tumbuh paling tinggi dibandingkan sektor lain. Bahkan, kenaikan pembiayaan yang masuk dalam sektor sewa guna usaha itu tertinggi sepanjang sejarah.
Bank Indonesia (BI) mencatat, total penyaluran pembiayaan di sektor sewa guna usaha mencapai Rp 91,14 triliun alias tumbuh 69,16% dibandingkan pencapaian pada Desember 2011. Artinya, selama satu bulan terdapat pembiayaan baru sebesar Rp 14,55 triliun. Jumlah tersebut merupakan pencapaian terbesar pertama sepanjang sejarah pembiayaan alat berat. Pada bulan Januari tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhannya di bawah 5%.
Tak cuma itu, pencapaian tersebut mengungguli pertumbuhan pembiayaan di sektor konsumsi yang hanya 24,82%. "Sektor komoditas berkembang pesat, permintaan alat berat juga semakin banyak," kata Anthony Muljanto, Direktur Keuangan PT Buana Finance, kemarin (21/3).
Sebagai salah satu pemain utama di pembiayaan alat berat, Buana Finance seperti kejatuhan durian. Lihat saja, perusahaan ini telah menyalurkan pembiayaan alat berat Rp 343 miliar selama Januari dan Februari 2012.
Asal tahu saja, rata-rata pembiayaan alat berat mencapai Rp 1 miliar per unit. Artinya, Buana Finance membiayai sekitar enam unit alat berat per hari selama dua bulan pertama tahun ini.
Buana Finance menargetkan penyaluran pembiayaan di 2012 sebesar Rp 3 triliun atau tumbuh 15% dari tahun lalu. Komposisi pembiayaan alat berat mencapai 70%, sisanya dari kredit mobil bekas.
Pemain baru
Cornellius Henry Kho, Direktur PT BFI Finance Tbk, menjelaskan, prospek bisnis alat berat di Indonesia memang besar pada tahun ini. Tak heran, sejumlah pemain baru berdatangan. Pemain baru itu adalah Al Ijarah Finance, Century Tokyo Leasing Indonesia, JA Mitsui Leasing Indonesia, IJB Verena Finance, BCA Finance, BII Finance, dan Mandiri Tunas Finance (MTF). Banyaknya pemain baru itu pula yang mendongkrak pertumbuhan pembiayaan alat berat.
Namun, BFI yang lebih dulu melayani pembiayaan alat berat, tidak khawatir dengan para pendatang baru. Mereka menargetkan pembiayaan alat berat tumbuh 15% pada tahun ini menjadi Rp 700 miliar. "Potensi pasar besar, tapi kami harus hati-hati menyalurkan pembiayaan demi menjaga ancaman kredit macet," kata Cornellius.
Herbudhi S. Tomo, Direktur Utama PT Al Ijarah Finance, mengaatakan, sudah mendapatkan berkah dari pembiayaan alat berat. "Sampai Februari kami sudah membiayai Rp 30 miliar di sektor alat berat," imbuh dia.
Perusahaan ini menargetkan pembiayaan alat berat pada 2012 mencapai Rp 300 miliar. Tentu saja, dengan dukungan pendanaan dari induk usahanya, Bank Muamalat, target itu dapat tercapai. Ditambah lagi, permintaan alat berat dari sektor perkebunan dan infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












