kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LDR naik pesat, bank besar tingkatkan bunga deposito special rate


Kamis, 13 September 2018 / 14:29 WIB
LDR naik pesat, bank besar tingkatkan bunga deposito special rate
ILUSTRASI. Pemaparan hasil rapat dewan komisioner (RDK) LPS


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat rasio dana pihak ketiga (DPK) terhadap kredit perbankan atau loan to deposit ratio (LDR) tengah mengetat.

Jika menilik data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), posisi LDR kategori bank umum kelompok usaha IV dan III memang lebih tinggi dibandingkan BUKU II dan I.

Berdasarkan pemantauan LPS, LDR BUKU IV berada di posisi 89,1% per akhir Juli 2018 naik dari posisi di bulan Juli 2017 yang sebesar 86,9%. Sementara BUKU III tembus hingga ke level 104,3% pada bulan Juli 2018 lalu. Posisi LDR BUKU III ini lebih tinggi dibandingkan setahun sebelumnya yang di angka 98%.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengungkapkan, posisi tersebut sudah jauh melebihi batas prudensial yang ditetapkan OJK di kisaran 92%.

Sementara untuk BUKU I dan BUKU II posisi LDRnya masih terbilang aman walau tercatat meningkat pesat. Per Juli 2018 BUKU II membukukan LDR secara rata-rata sebesar 82,8% naik dari 77,4% per Juli 2017. Sementara BUKU I naik ke level 81,7% dari posisi periode yang sama tahun lalu 71,7%.

Fauzi menambahkan, tingginya LDR tersebut membuat bank besar di BUKU IV dan BUKU III terpaksa menaikkan suku bunga deposito special rate. Hal ini dilakukan semata-mata agar komposisi DPK dapat disesuaikan dengan kebutuhan kredit.

Catatan LPS, kenaikan special rate deposito BUKU III dan IV per Juli 2018 sudah setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan BUKU I dan BUKU II.

"BUKU III dan BUKU IV itu menawarkan special rate yang menyamai atau melebihi special rate BUKU I dan II. Ini tidak normal, karena biasanya kebutuhan dana BUKU I dan BUKU II lebih tinggi dan mengandalkan deposito. Berbeda dengan BUKU IV dan BUKU III, artinya memang terjadi peningkatan dari sisi LDR," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/9).

Berdasarkan pemantauan LPS, special rate deposito BUKU IV berada di level 6,64%, sementara BUKU II di 6,7%. Sementara BUKU II 6,66% dan BUKU I 5,57%. Adapun, suku bunga special rata-rata industri 6,65%.

Melihat tren ini, LPS memprediksi kenaikan suku bunga simpanan masih akan terus berlanjut kendati mayoritas bank telah menaikkan tingkat bunga simpanannya. Fauzi beranggapan, bank besar tetap harus mendorong pertumbuhan kredit dan DPK lantaran permintaan kredit saat ini masih cukup tinggi.

"Harus dua-duanya, karena juga kredit itu memang lagi besar. Terutama saat ini pembiayaan proyek dalam bentuk valas, kalau likuiditas ketat tentu akan sulit bagi bank untuk menyalurkan kredit," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menyebut memang untuk kasus bank seperti BTN, likuiditas menjadi sangat penting.

Namun, Mahelan menyebut masing-masing bank punya cara tersendiri untuk menjaga likuditas. "Kalau di BTN, itu pembiayaannya jangka panjang. Jadi kami juga mencari pendanaan dari wholesale sambil memperbaiki struktur pendanannya menjadi low cost funding (CASA)," tuturnya di Jakarta, Kamis (13/9).

Mahelan juga mengatakan, saat ini LDR perseroan memang di atas 100%, hanya saja hal ini terbilang normal untuk BTN. Pasalnya, perseroan menggunakan sebagian dana jangka pendek untuk membiayai kredit jangka panjang.

"Pasti ada missmatch. Namun, untuk memitigasi kami mengalihkan dana mahal menjadi murah. Lalu dari dana deposito menjadi wholesale seperti obligasi," katanya.

BTN juga secara selektif menaikkan tingkat bunga deposito special rate. Selain untuk menjaga kondisi likuiditas, hal tersebut juga terpengaruh kondisi persaingan di pasar.

"Special rate kami memang ada yang dinaikkan. Tapi itu hanya satu dua saja. Intinya, kalau bank lain menaikkan kami pasti juga sama. Hanya mengikuti saja," jelasnya.

Begitu juga untuk rata-rata suku bunga deposito. Bank yang fokus menyalurkan kredit perumahan ini mencatatkan sejak Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat bunga acuannya, perseroan sudah naikkan bunga deposito sebanyak 25 basis poin (bps).

Berbeda dengan BTN, PT Bank Mayapada Internasional Tbk justru mengatakan saat ini kondisi likuiditas di perseroan masih terbilang aman. Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi mengungkapkan posisi LDR Bank Mayapada stabil di level 89%-90%.

Posisi tersebut juga diprediksi Haryono akan terus bertahan sampai akhir tahun 2018. Mengenai tingkat special rate deposito, bank milik taipan ini menilai masih akan mengikuti kondisi pasar.

"Kondisi likuditas sejauh ini aman, soal suku bunga, itu yang menentukan pasar," ujar Haryono kepada Kontan.co.id, Rabu (13/9).

Sementara PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) justru mengungkap posisi LDR perseroan yang saat ini sangat longgar atau jauh di bawah rata-rata industri. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha secara singkat menyebut per Agustus 2018 lalu posisi LDR perseroan ada di level 66,39%.

Namun, sejalan dengan masih tingginya permintaan kredit, pihaknya memprediksi LDR akan naik di level 78%-80% pada penghujung 2018.

"Posisi LDR kami 66,39%. Tapi akhir tahun kami prediksi di range 78%-80%. Bunga deposito secara rata-rata kami naikkan 25 bps. Ini untuk menyesuaikan dengan pasar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×