kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas bank kecil masih longgar


Minggu, 16 Juli 2017 / 15:12 WIB
Likuiditas bank kecil masih longgar


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Berbeda dengan bank besar yang tengah gencar menerbitkan surat utang sebagai sumber pendanaan untuk antisipasi pengetatan likuditas di semester II 2017, bank-bank kecil justru mengaku saat ini kondisi likuiditas masih cenderung longgar.

Ambil contoh PT Bank Ina Perdana Tbk yang menilai saat ini kondisi loan to funding ratio (LFR) perseroan masih rendah yakni di level 74%.

"Hanya bank besar seperti bank plat merah yang butuh likuditas, makanya mereka berlomba-lomba menerbitkan obligasi dan NCD (Negotiable Certificate of Deposit)," ujar Edy kepada KONTAN, Jumat (14/7).

Lebih lanjut, Edy menilai longgarnya likuiditas di bank kecil salah satunya dipengaruhi oleh masih lesunya dunia usaha serta meningkatknya resiko kredit. Alhasil, bank-bank sulit menyalurkan kredit.

Bank bersandi emiten BINA ini menyebut saat ini persaingan dana di perbankan tidak begitu ketat. Menurutnya, hanya bank-bank yang mendapat kue pembiayaan infrastruktur saja yang gencar menjadi tambahan dana.

Lain halnya dengan PT Bank MNC Internasional Tbk yang mengatakan pihaknya memang belum tertarik untuk menerbitkan surat utang. Pasalnya, Direktur Utama Bank MNC Benny Purnomo menilai saat ini perseroan tengah fokus menekan biaya pendanaan (funding).

Langkah yang diambil oleh perseroan antara lain dengan meningkatkan jumlah tabungan dan giro lewat pemanfaatan aplikasi mobile banking dan e-channel perseroan.

"LFR Bank MNC masih di kisaran 80%-85% dan kami akan jaga di level ini sampai akhir tahun," kata Benny kepada KONTAN, Sabtu (15/7).

Sebagai tambahan informasi saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Mei 2017 tercatat dana pihak ketiga (DPK) bank milik Harry Tanoe ini hanya tumbuh tipis 2,06% secara tahunan atau year on year (yoy).

Dari total DPK tersebut, tercatat rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) mengalami penurunan 0,26%. Kendati DPK tumbuh tipis, perseroan mematok pertumbuhan DPK hingga akhir tahun mencapai 10% hingga 12% dengan mengandalkan pertumbuhan CASA.

Adapun, imbuh Benny hingga Juni 2017 rasio CASA bank MNC tercatat sebesar 17% dibanding total DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×