CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Likuiditas Longgar Terjadi di Bank Konglomerat, Fungsi Intermediasi Masih Berjalan?


Kamis, 14 November 2024 / 13:37 WIB
Likuiditas Longgar Terjadi di Bank Konglomerat, Fungsi Intermediasi Masih Berjalan?
ILUSTRASI. Saat industri perbankan dihadapkan pada kondisi likuiditas yang ketat, beberapa bank konglomerat justru mencatatkan tingkat likuiditas longgar.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat industri perbankan dihadapkan pada kondisi likuiditas yang ketat, beberapa bank konglomerat justru mencatatkan tingkat likuiditas longgar. Ini tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mereka miliki per September 2024 di bawah batas ideal.

Rasio LDR adalah salah satu rasio yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan sekaligus sebagai indikator ketersediaan likuiditas untuk ekspansi kredit ke depan.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan rasio LDR yang ideal dimiliki bank berada pada rentang 78% hingga 92%.  Pada September 2024 LDR, perbankan secara agregat tercatat sebesar 86,91% dengan kecenderungan meningkat dalam dua tahun terakhir.

Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang memiliki rasio LDR per September 2024 ada di level 75,1%. Meski demikian, Bank milik Hartono Bersaudara ini mencatat ada kenaikan LDR sekitar 770 basis poin secara tahunan (YoY).

Baca Juga: Likuiditas Ketat Jadi Kekhawatiran para Petinggi Bank BUMN Tahun Depan

Selain itu, ada PT Bank Mega Tbk yang juga mencatat LDR di bawah batas ideal. Tepatnya, LDR Bank milik Chairul Tanjung ini tercatat di level 72,25% dan ini turun dari posisi periode sama tahun lalu yang ada di level 81,31%.

PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) juga mencatat penurunan LDR pada periode yang sama sekitar 243 bps. Kini, LDR bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ada sedikit di bawah batas ideal yaitu 77,23%.

Tak hanya itu, PT Bank Sinarmas Tbk turut memiliki LDR yang di bawah batas ideal. Tak main-main, LDR mereka bahkan ada di level 38,38% dari periode sama tahun lalu yang masih ada di level 42,56%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat bank yang memiliki LDR di bawah 78%. Ini mengingat toleransi risiko bank dalam menempatkan dana yang berbeda-beda. 

Namun, kata Dian, beberapa bank dengan LDR di bawah 78% tersebut sebenarnya sudah memiliki pertumbuhan kredit yang cukup tinggi, double digit dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Bos-Bos Bank BUMN Khawatirkan Likuiditas Ketat Jadi Tantangan pada 2025

Memang, dari bank-bank yang disebutkan di atas memang masih mampu mencatatkan pertumbuhan kredit. BCA dan Bank Sinarmas masih mampu menggenjot kredit hingga dua digit, masing-masing 14,5% dan 19,88% secara tahunan.

“Perlu diingat bahwa bank juga harus menjaga prinsip kehat-hatian salah satunya dengan melakukan diversifikasi penempatan dana,” ujar Dian, Kamis (14/11).

Ia bilang jika berbicara mengenai kontribusi kepada sektor riil, sejatinya tak hanya dilihat melalui kredit yang saat ini masih tumbuh. Namun, kata Dian, pembelian surat berharga oleh perbankan juga berdampak pada sektor riil baik secara langsung maupun tidak langsung. 

“Pada September 2024, surat berharga yang dimiliki perbankan tumbuh cukup tinggi sebesar 20,32% (yoy), meningkat dari September 2023 yang tumbuh 3,59% (yoy),” imbuhnya.

Selanjutnya: Daftar 16 Pemain Timnas Indonesia yang Dipanggil Shin Tae-yong untuk Piala AFF 2024

Menarik Dibaca: Kolaborasi Flux Creative Universe dan Holywings Bawa Inovasi Baru di Media Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×