Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencermati likuiditas perbankan dan perekonomian memadai di sepanjang tahun lalu. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan ini mendorong peningkatan kredit/pembiayaan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut.
“Pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi, mencapai 31,20%. Meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42%, sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit/pembiayaan bagi dunia usaha,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (19/1).
Ia menyatakan ini sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia. Ia mengklaim Likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi.
Baca Juga: BI Catat Kredit Tumbuh 11,35% Sepanjang 2022, Diproyeksi Tumbuh hingga 12% di 2023
“Tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 9,5% dan 8,3% secara tahunan. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga,” jelasnya.
Ia menuturkan fungsi intermediasi perbankan berhasil meningkat di sepanjang 2022. Bank Indonesia (BI) mencatatkan kredit perbankan tumbuh 11,35% secara tahunan hingga Desember 2022.
Perry menyatakan pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang hanya naik 5,24%. Ia menjelaskan peningkatan kredit pada tahun lalu terjadi merata di seluruh sektor ekonomi dan jenis kredit.
“Terutama kredit investasi dan modal kerja. Pemulihan intermediasi juga terjadi di bank syariah, dengan pembiayaan bahkan tumbuh lebih tinggi 20,1% secara tahunan di Desember 2022. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang naik 6,6%,” katanya.
Perry melanjutkan, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut di sektor usaha kredit mikro, kecil, dan menengah. Ia menyatakan kredit usaha rakyat (KUR) yang tumbuh 29,6% secara tahunan.
Perbaikan intermediasi bank itu didukung isi penawaran kredit sejalan likuiditas memadai, suku bunga kredit masih rendah, dan risk appetite yang semakin meningkat,” papar Perry.
Baca Juga: Survei BI: Permintaan Kredit Baru Perbankan Melanjutkan Pertumbuhan di Desember 2022
Sedangkan dari sisi permintaan kredit juga meningkat sejalan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang membaik yang mendorong kenaikan permintaan pembiayaan. Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, inklusif dan berkelanjutan.
“Ini untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan kredit/pembiayaan hijau, dalam rangka mendukung pemulihan perekonomian,” jelasnya.
Ia menekankan dengan perkembangan tersebut serta sinergi kebijakan yang dilakukan otoritas, sektor keuangan, dan dunia usaha, maka pertumbuhan kredit pada 2023 diperkirakan berada pada kisaran 10%-12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News