Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas seret telah mendorong perbankan menyiapkan beberapa opsi lain pendanaan di luar Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk ekspansi kredit. Pasalnya, bank tak bisa hanya mengandalkan DPK yang saat ini tumbuh lambat.
Seperti diketahui, DPK Perbankan per Januari 2025 hanya tumbuh 5,3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 8.599,4 triliun. Di sisi lain, kredit perbankan di periode sama bisa tumbuh lebih tinggi sekitar 9,6% YoY menjadi Rp 7.684,3 triliun.
Dengan kondisi likuiditas yang kian ketat tersebut, penerbitan obligasi menjadi salah satu opsi yang tampaknya sudah disiapkan oleh bank. Salah satunya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang berencana menerbitkan obligasi, tepatnya Social Global Bond.
Baca Juga: Strategi Bank Syariah Indonesia (BRIS) untuk Perkuat Kualitas Dana Pihak Ketiga
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan bahwa rencana penerbitan obligasi tersebut nilainya sekitar US$ 400 juta. Terkait rencana tersebut, Nizon mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemui beberapa investor dan mengklaim beberapa investor tertarik dengan bonds tersebut.
“Yang menemui kita ada 60 investor dan nama-nama besar juga datang. Ada Blackrock, Fidelity, dan mereka tertarik ikut subscribe,” ujar Nixon (12/3).
Lebih lanjut, Nixon menjelaskan bahwa tujuan dari penerbitan social bonds ini untuk digunakan proyek-proyek yang memang untuk kredit-kredit rumah hijau dan rumah subsidi. Oleh karenanya, ia menegaskan bahwa dana yang didapat dari bonds tersebut tidak untuk proyek lain.
“Jadi duitnya dipakai di sana ngak boleh yang lain,” tegasnya.
Sementara itu, ada juga PT Bank Mandiri Tbk yang akan menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun 2025 pada 18—20 Maret 2025. Adapun nilai yang diincar dari penerbitan obligasi tersebut senilai Rp 5 triliun.
Baca Juga: Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mini Terhimpit Bank Bermodal Jumbo
Secara rinci, obligasi Seri A ditawarkan dengan jumlah pokok Rp 500 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,35% per tahun. Sementara itu, obligasi Seri B sebesar Rp 4,5 triliun ditawarkan dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,65% per tahun.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Sigit Prastowo juga bilang bahwa pihaknya telah memiliki beberapa opsi untuk pendanaan di luar DPK. Meskipun, ia bilang DPK di bank berlogo pita emas tersebut masih cukup untuk ekspansi kredit.
Sebagai gambaran, Bank Mandiri berhasil menjaring DPK sebesar Rp 1.394,40 triliun per Januari 2025, meningkat 44,4% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 965,34 triliun pada 2024.
Kala itu, Sigit bilang Bank Mandiri masih mempunyai sisa-sisa kuota untuk penerbitan obligasi. Dalam hal ini, ada Green Bond yang masih memiliki sisa sekitar Rp 5 triliun dari total kuota senilai Rp 10 triliun.
Baca Juga: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Perbankan Melambat, Ini Pemicunya
“Kami memiliki beberapa opsi pendapatan non DPK seperti transaksi bilateral maupun juga penerbitan surat utang,” ujarnya, belum lama ini.
Analis Pefindo Danan Dito melihat minat bank dalam menerbitkan obligasi sebetulnya memang sudah mulai. Itu tercermin dari nilai penerbitan obligasi bank senilai Rp 95,31 miliar di akhir Februari 2025, dibandingkan waktu yg sama di tahun lalu yang tidak ada penerbitan.
Hanya saja, ia bilang dari segi nilai memang relatif kecil yang salah satu kemungkinannya adalah pertumbuhan kredit yang belum kembali pulih. Ia pun memproyeksikan pendekatan bank cukup konservatif tahun ini untuk menerbitkan obligasi.
“Mandat yang sudah diterima Pefindo saat ini sudah ada Rp 17,3 triliun dari 6 bank,” tandasnya.
Selanjutnya: Budi Gadai Nilai Bertambahnya Perusahaan Gadai akan Bawa Dampak Positif dan Negatif
Menarik Dibaca: 4 Buah Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Baik buat Jantung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News