kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lima faktor yang bisa membuat industri asuransi berkembang


Selasa, 16 November 2010 / 17:09 WIB
Lima faktor yang bisa membuat industri asuransi berkembang
ILUSTRASI. Kepala BKPM Thomas Lembong


Reporter: Roy Franedya | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Para pengamat menilai industri asuransi tahun 2011 akan dapat tumbuh dengan pesat asalkan perusahaan asuransi mampu membuat produk yang inovatif dan membundlingnya dengan asuransi yang lain. Hal ini untuk menggarap pasar asuransi yang saat ini memiliki penetrasi sebesar 1,51% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang.

Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Eko Budiwiyono mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi peluang dari berkembangnya bisnis asuransi kerugian pada tahun depan. Pertama, adanya proyek-proyek infrastruktur yang kini sedang digenjot pemerintah. "Hal ini membuka peluang berkembangnya bisnis asuransi penjaminan tahun depan," ujarnya, (16/11).

Kedua, masih dominannya masyarakat berpenghasilan rendah yang membuat bisnis asuransi mikro akan mampu berkembang lebih pesat. Disamping itu, tingginya bencana alam di Indonesia akan membuat peluang asuransi yang berkaitan dengan bencana alam semakin dikenal masyarakat.

Ketiga, berkembangnya bisnis asuransi syariah karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) akan turut menunjang bisnis syariah, "Karena sifat dari GCG yang mendorong agar bisnis bersih hal ini seturut dengan sifat syariah yang menghindari praktek-praktek yang mengandung unsur-unsur ketidakpastian dan judi," tambahnya.

Keempat, masih adanya sektor-sektor lini bisnis lain yang belum digarap dengan maksimal oleh asuransi umum. Salah satunya adalah asuransi kredit dan penjaminan. "Lini ini sangat menjanjikan karena klaimnya yang rendah sebesar 1,79% dari total klaim bruto 2009 sementara preminya mencapai 22,22% dari total premi 2009," terangnya.

Pada 2009, total klaim bruto asuransi kerugian mencapai Rp 11,09 triliun sementara premi bruto Rp23,14 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×