kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

LinkAja Sebut Pertumbuhan Repayment oleh Nasabah Rekanan BNPL Naik 30% YoY


Rabu, 12 Februari 2025 / 18:32 WIB
LinkAja Sebut Pertumbuhan Repayment oleh Nasabah Rekanan BNPL Naik 30% YoY
ILUSTRASI. Konsumen melakukan transaksi melalui aplikasi LinkAja di kedai kopi di Jakarta, Kamis (10/11/2022). Dompet digitlal LinkAja menyatakan per Oktober 2022, LinkAja telah mencatatkan lebih dari 87 juta pengguna yang terdaftar di platform LinkAja./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/11/2022.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyelenggara jasa pembayaran LinkAja menyampaikan bahwa berdasarkan data terkini, atau hingga minggu kedua Februari 2025, terdapat pertumbuhan repayment oleh nasabah rekanan Buy Now Pay Later (BNPL) melalui LinkAja sebesar 30% secara year on year(YoY). 

Chief Executive Officer LinkAja, Yogi Rizkian Bahar menerangkan, kenaikan ini merupakan dampak positif dari kerja sama LinkAja dengan rekanan BNPL, di mana telah tersedia metode pembayaran BNPL pada aplikasi LinkAja sehingga nasabah memiliki alternatif pilihan melakukan pengembalian pinjaman melalui aplikasi LinkAja. 

Dengan kinerja positif tersebut, Yogi mengatakan bahwa LinkAja akan terus memantapkan sinergi strategis dengan rekanan lainnya dalam ekosistem pemegang saham untuk menghadirkan inovasi keuangan yang penuh manfaat baik bagi pengguna individu maupun korporasi. 

“Terlebih dengan rekanan BNPL lainnya agar dapat semakin memudahkan pelanggan dalam bertransaksi di merchant-merchant secara aman dan nyaman,” kata dia kepada Kontan, Rabu (12/2). 

Baca Juga: Tren Buy Now Pay Later (BNPL) Menguat, Repayment LinkAja Tumbuh 30% pada 2024

Sementara itu, dia menjelaskan terkait dengan ketentuan baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) soal pembatasan usia dan penghasilan pengguna, tidak berdampak terhadap kinerja LinkAja. Sebaliknya, LinkAja akan senantiasa mengikuti dan patuh terhadap kebijakan yang berlaku. 

Terlebih, Yogi bilang, rekanan BNPL LinkAja  secara langsung diawasi oleh OJK karena mereka yang secara sistem akan melakukan verifikasi usia dan pendapatan sesuai dengan arahan OJK. 

Dia percaya, penerapan kebijakan ini merupakan upaya untuk membantu memperkuat industri fintechke arah yang lebih baik, sekaligus melindungi nasabah atau debitur untuk memiliki kesadaran pengembalian pinjaman yang lebih dewasa dan bertanggungjawab. 

Baca Juga: LinkAja Catat Layanan BNPL Tumbuh 30% hingga November 2024

“Sementara itu, dari segi bisnis, juga tidak akan terlalu berdampak karena sebelum kebijakan ini dicanangkan, rekanan BNPL kami telah lebih dulu menerapkan peraturan atau syarat dan ketentuan usia minimal 18 tahun dan memiliki pendapatan minimal sebesar Rp3 juta per bulan untuk dapat mengajukan paylater,” kata dia. 

Terkait dengan profil pengguna LinkAja secara keseluruhan, Yogi mengatakan bahwa saat ini pengguna didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia antara 25-34 tahun. Hal ini mencerminkan pemanfaatan layanan paling banyak digunakan oleh generasi muda atau milenial dengan usia produktif.

Lebih lanjut, Yogi memproyeksikan kinerja LinkAja akan terus tumbuh positif pada tahun 2025, dengan kenaikan yang cukup signifikan. Intinya, dia bilang dengan adanya kemitraan strategis yang dilakukan oleh LinkAja dan sejumlah rekanan, akan meningkatkan optimalisasi LinkAja dalam memberikan layanan yang aman, mudah, dan nyaman bagi pengguna yang ingin mengakses layanan finansial dan mencapai tujuan keuangan mereka. 

“Tentunya termasuk dalam memanfaatkan layanan BNPL untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. 

Ke depannya, Yogi menegaskan bajwa LinkAja berkomitmen untuk terus berfokus memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari masyarakat secara mudah, aman, dan nyaman (B2C) melalui fitur-fitur unggulan seperti tarik tunai tanpa kartu, QRIS, pembayaran tagihan serta pembelian kebutuhan sehari-hari. 

“Sekaligus kami juga akan terus memperkuat peran strategis LinkAja sebagai satu-satunya startup digital di Indonesia yang berfokus pada aktivasi rantai nilai model bisnis BUMN B2B2C secara end-to-end.,” tandasnya. 

Sebagai informasi, bisnis paylater multifinance mencatatkan kinerja yang terus positif. Hal ini tercermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana piutang pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan mencapai sebesar Rp 6,82 triliun per Desember 2024. Angka ini tumbuh 37,6% secara year on year (YoY).

Baca Juga: LinkAja Targetkan Peningkatan Transaksi QRIS dan Pengguna Sebesar 10% pada 2025

Selanjutnya: Tarif Impor Baja dan Aluminium AS Naik 25% Berpotensi Kerek Harga Logam Industri

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Denpasar Diguyur Hujan Mulai Siang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×