Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform dompet digital PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja menerapkan sejumlah strategi untuk mencapai target pertumbuhan transaksi pada tahun ini.
Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian menyampaikan pihaknya menargetkan peningkatan transaksi secara keseluruhan lebih dari 60% dibandingkan pencapaian pada 2023. Namun, dia tak membeberkan pencapaian pada 2023.
Untuk mencapai target tersebut, Yogi menyebut salah satunya LinkAja berfokus pada model bisnis dua sisi B2B2BC.
Baca Juga: LinkAja Pernah Temukan Indikasi Transaksi Mencurigakan Terkait Judi Online
"Pada sisi B2B, kami berfokus pada end-to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital. Pada sisi B2C, kami mengutamakan low-cost user acquisition dan retention. Ekosistem BUMN tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN," ucapnya kepada Kontan, Sabtu (15/6).
Selain itu, Yogi bilang LinkAja juga akan terus berkolaborasi dengan beberapa perusahaan di bawah Kementerian BUMN sebagai penyedia layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas.
Dengan demikian, dia optimististis LinkAja mampu mendapatkan basis pengguna besar yang bersifat captive tanpa biaya akuisisi dan retensi.
Yogi meyakini dengan mengoptimalkan sejumlah strategi tersebut, LinkAja bisa memperoleh kinerja positif baik secara jumlah pengguna aktif dan nilai transaksi pada tahun ini.
Baca Juga: LinkAja Catat Transaksi QRIS Mencapai 3,7 Juta Transaksi Per Mei 2024
Sementara itu, Yogi mengatakan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) LinkAja per Mei 2024 tercatat berada di angka 3,7 juta transaksi. Dia menerangkan angka itu tumbuh sebesar hampir 20% dibandingkan capaian per April 2024.
"Adapun sektor yang paling mendominasi transaksi QRIS melalui aplikasi LinkAja, yakni ritel, seperti pembelanjaan di supermarket, mini market, pedagang grosir, FMCG, bahan bakar dan energi, makanan dan minuman, serta e-commerce," tuturnya.
Yogi berpendapat naiknya geliat transaksi QRIS disebabkan makin tingginya adopsi dan penetrasi transaksi digital oleh para pengguna atau masyarakat.
Dia bilang kemudahan layanan dan keamanan bertransaksi menggunakan aplikasi LinkAja menjadi faktor utama terjadinya pertumbuhan transaksi QRIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News