kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45861,67   -2,73   -0.32%
  • EMAS1.368.000 0,59%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia Agar Berani Mendunia


Jumat, 14 Juni 2024 / 15:53 WIB
LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia Agar Berani Mendunia
ILUSTRASI. Juni 2019, laba Eximbank turun 89,14% yoy.foto/KONTAN/Maizal Walfajri


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor produk pertanian organik ke berbagai negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Menurut data dari Biro Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh tim Economist LPEI, ekspor nasional tahun 2023 menunjukkan produk buah-buahan berkontribusi sebesar US$ 637,93 juta dengan volume ekspor meningkat 10,28% YoY menjadi 1,20 juta ton. Sementara itu, ekspor rempah-rempah mencapai US$ 613,79 juta dengan peningkatan volume 26,75% menjadi 157,79 ribu ton.

Pada periode Januari-Maret 2024, kinerja ekspor buah-buahan dan rempah juga menunjukkan hasil positif. Ekspor buah-buahan mencapai US$ 262,44 juta, meningkat 65,37% YoY dari US$ 158,70 juta pada periode yang sama tahun 2023. Ekspor rempah mencapai US$ 178,47 juta, naik 13,58% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Luncurkan Marketplace Komodoin, LPEI Dorong UKM Tembus Pasar Ekspor

Hal ini menandakan bahwa buah-buahan dan rempah-rempah Indonesia semakin diminati di pasar internasional.

Sejalan dengan peningkatan ini, PT Mega Inovasi Organik (MIO), salah satu debitur LPEI, mendorong produk organik Indonesia untuk menembus pasar global. Pemilik sekaligus Direktur MIO, Dippos Naloanro, menyatakan bahwa sejak didirikan pada 2011, mereka berusaha membangun ekosistem pertanian organik di Indonesia.

"Saat pandemi Covid-19, permintaan pangan turun, namun produk organik di seluruh dunia tetap tumbuh 10% karena pasar mulai peduli tentang isu-isu kesehatan, terutama bahan kimia dalam produk. Menurut saya, dalam 20 tahun ke depan produk organik akan mendominasi karena dunia bergerak ke arah produk organik," kata Anro dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/6).

Anro menambahkan bahwa potensi ekspor produk organik sangat besar. Sebagai contoh, pasar Eropa bisa menyerap hingga 1 ton markisa organik segar per minggu. Produk organik diminati karena lebih sehat dan bebas bahan kimia yang berdampak buruk pada kesehatan.

Untuk itu, MIO terus bekerja sama dengan para petani, memberikan edukasi dan membantu mereka mendapatkan sertifikasi produk organik untuk pasar ekspor dan dalam negeri. Saat ini, MIO telah bermitra dengan lebih dari 2.500 petani dari Sumatra, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur untuk memproduksi berbagai produk organik seperti gula kelapa, buah-buahan, rempah-rempah, dan beras untuk pasar ekspor ke Eropa, AS, dan Asia.

Baca Juga: LPEI Bisa Tampung DHE SDA, Begini Dampaknya ke Perusahaan Hingga Eksportir

Anro menjelaskan bahwa MIO menerapkan konsep pertanian organik terintegrasi di mana petani menanam berbagai produk organik yang diminati pasar Eropa dan AS dalam satu lahan. Dengan lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi, petani menanam gula kelapa, buah-buahan seperti markisa, manggis, mangga, nanas, sirsak, serta rempah-rempah seperti daun pandan, vanila, jahe, kunyit, dan temulawak.

Pendapatan petani mitra MIO pun meningkat. Sebelum menjadi petani organik, mereka hanya mendapatkan Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per bulan dari penjualan gula cetak. Setelah beralih ke pertanian organik dan mengolah gula kelapa menjadi gula semut, pendapatan naik menjadi Rp 7 juta per bulan.

"Itu baru dari satu produk gula kelapa. Dengan konsep terintegrasi, petani bisa mengelola lahan dengan 4 jenis produk organik. Jika petani memiliki lahan 3.000 meter persegi dan menanam berbagai produk organik, mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp 80-90 juta per tahun," katanya.

Selain pengembangan hasil pertanian, PT MIO juga memberikan pelatihan dan pemantauan rutin agar produk sesuai dengan standar organik. PT MIO juga berkomitmen menyerap setiap produk dari petani yang menerapkan praktik pertanian organik.

Baca Juga: Dorong Ekspor UKM, LPEI Siap Luncurkan Digital Platform pada Agustus 2024

Hingga April 2024, LPEI telah menyalurkan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) hingga Rp 15,2 triliun dengan tujuan ekspor ke lebih dari 90 negara. Untuk mendukung UKM, LPEI memberikan fasilitas PKE UKM senilai Rp 1.023 miliar hingga April 2024.

Kepala Divisi NIA, Trade Finance & Financing (NTF) LPEI, Berlianto Wibowo, menyatakan bahwa LPEI terus berkomitmen mendukung produk lokal Indonesia agar berani mendunia dengan menyediakan berbagai fasilitas unggulan bagi para pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×