kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEI Dorong Pengusaha Perempuan Lakukan Ekspor


Minggu, 24 Juli 2022 / 15:34 WIB
LPEI Dorong Pengusaha Perempuan Lakukan Ekspor
ILUSTRASI. Indonesia Eximbank


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melihat pengusaha perempuan berpotensi besar dalam melakukan ekspor. Pasalnya, roda penggerak UMKM di Indonesia adalah perempuan.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sebanyak 52% dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Untuk tingkat usaha kecil, terdapat 56% dari 193.000 usaha kecil pemiliknya perempuan. Sementara, untuk usaha menengah, 34% dari 44,7.000 pelaku usahanya adalah perempuan. 

Pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, serta tujuan mencapai sustainable development goals, melalui penciptaan produk ramah lingkungan menjadi karakter para mitra binaan LPEI. Keberlanjutan atau sustainability merupakan komitmen dari para mitra binaan LPEI yang menghasilkan produk berkualitas untuk diekspor, sehingga dapat menjangkau pasar potensial.

LPEI pun menggelar sesi pengembangan potensi UMKM yang dimotori kaum perempuan Indonesia, sebagai tujuan untuk membangun dan mengembangkan ragam bisnis UMKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang menghadirkan praktisi, penggagas dan penggerak UMKM yang telah berhasil merambah pasar dunia dengan mengusung prinsip keberlanjutan atau sustainability.

Baca Juga: OJK Berencana Percepat Penerapan PSAK 74, Begini Respons Industri Asuransi Jiwa

"LPEI mendorong para peserta untuk memperluas jejaring bisnis atau networking. Kegiatan ini dihadiri sejumlah penggerak UMKM dari berbagai bidang dan wilayah, serta pengusaha muda perempuan yang tergabung dalam sister-preneurs," ujar Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F. Anwar dalam keterangan tertulis pada Minggu (24/7). 

Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso ikut menyampaikan, bahwa LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor.

Melalui pertemuan para UMKM berorientasi ekspor seperti perhelatan W20 ini, Riyani berharap, LPEI bersama para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya akan proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UMKM. 

Dari segi dukungan finansial, LPEI membagikan informasi tentang pengelolaan keuangan termasuk akses pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk semakin mendunia. 

LPEI pun mengelar  webinar bertajuk  “Access to Global Market” sebagai rangkaian perhelatan Women20 (W20). Dalam kegiatan ini terdapat beberapa mitra binaan LPEI ikut berbagi strategi agar pelaku UMKM terutama perempuan bisa bersaing dan mendorong produknya mendunia.

Salah satu mitra binaan LPEI yakni Novi Herawati, CEO CV Nusantara Jaya Food mengatakan, kreativitas dan pemanfaatan teknologi digital merupakan kunci pembuka akses UMKM Indonesia dalam menggaet buyer atau mendapatkan pasar bagi produk yang sesuai.

Baca Juga: Pefindo Tetapkan Peringkat idAA untuk Obligasi BRI Finance

Sementara itu, Widya Hana Sofia, CEO PT Masagenah Group merupakan UMKM yang giat mengelola limbah sawit menjadi produk bernilai tambah yang juga diekspor. Ia telah membangun kesadaran petani kelapa sawit untuk mengumpulkan limbah berupa pelepah kelapa sawit untuk dijadikan barang bernilai ekonomi.

Kesadaran kolektif masyarakat menjadi penggerak keberhasilan usaha yang dijalankan Widya bersama desa-desa yang bergabung dan menjalin kerja sama dengan BUMDes.

Kisah yang dibagikan Dewi Harlasyanti selaku CEO PT Diva Prima Cemerlang, pun tak kalah menarik. Ia telah memanfaatkan limbah rambut manusia menjadi produk bulu mata. Ketika memulai bisnisnya, Dewi melakukan riset tentang potensi pasar bulu mata, dan nyatanya Indonesia adalah pemasok bulu mata terbesar dunia.

Keseimbangan waktu bersama keluarga menjadi pertimbangan Dewi saat menjajaki bisnis bulu mata kepada sejumlah ibu-ibu yang bermukim di Purbalingga. Waktu yang fleksibel menjadi daya tarik bagi ratusan perempuan untuk bergabung dalam kegiatan memproduksi bulu mata alami buatan Diva Prima Cemerlang.  

“Kami memberdayakan para perempuan, 90% pekerja perempuan, untuk mengerjakannya di rumah masing-masing atau di lokasi yang disiapkan sebagai workshop atau tempat produksi bersama. Mereka memiliki pilihan sesuai dengan kondisi keluarga dan tidak mengorbankan tugas utama sebagai istri ataupun ibu rumahtangga,” kata Dewi. 

Pada kesempatan yang sama, Trini Tambu, CEO Palantaloom, perancang dan produsen songket yang berpusat di Batu Taba, Sumatera Barat, menjelaskan pentingnya menciptakan keunikan dan pembeda yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing produk di negara tujuan ekspor.

Baca Juga: BCA Digital Sebut Jumlah Transaksi di Aplikasi Blu Sudah Capai 15,4 Juta Kali

Trini yang berhasil mengantarkan tenun songket Palantaloom hingga menempati museum dunia ini mengedepankan prinsip pemberdayaan perempuan untuk melestarikan budaya dan seni Indonesia secara ramah lingkungan. 

Dalam sesi mentorship khusus “Women’s Leadership”, Trini membantu para pelaku UMKM yang berkonsultasi mengenai material yang digunakan dan strategi menjual tenun lokal. Ia mengungkapkan bahwa UMKM harus menjaga konsistensi dan kualitas dalam produksinya.

Para pembeli internasional akan menjadikan proses produksi yang berkelanjutan, misalnya melalui penggunaan benang pewarna alam dan teknologi ramah lingkungan, sebagai faktor yang turut menentukan pilihan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×