Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Komisioner (RDK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Kamis (27/2), memutuskan memangkas tingkat bunga penjaminan untuk rupiah pada bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
LPS juga menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk valuta asing pada bank umum sebesar 25 bps.
Bunga penjaminan untuk rupiah pada bank umum ditetapkan menjadi sebesar 4%, dan untuk valuta asing pada bank umum sebesar 0,5%. Sementara tingkat bunga penjaminan untuk rupiah pada BPR menjadi sebesar 6,5%.
Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku mulai 29 Mei 2021 hingga 29 September 2021. LPS menyatakan akan tetap membuka ruang untuk mengevaluasi tingkat bunga penjaminan, sebelum akhir periode tersebut, sesuai dengan dinamika kondisi perekonomian dan perbankan.
Baca Juga: Pendana korporasi masih mendominasi fintech lending
"Merespon perkembangan pergerakan suku bunga simpanan, prospek likuiditas perbankan, kondisi stabilitas sistem keuangan, dan pemulihan kinerja perekonomian. Maka LPS melakukan evaluasi kebijakan tingkat bunga penjaminan," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam paparan virtual pada Jumat (28/5).
Pertimbangan pemangkasan bunga penjaminan adalah arah suku bunga simpanan perbankan menunjukkan tren penurunan. Dan, penurunan itu berpotensi berlanjut.
LPS memperkirakan suku bunga simpanan masih melanjutkan tren penurunan ditopang oleh kondisi likuiditas perbankan yang longgar. Sejalan dengan kebijakan otoritas moneter yang masih menerapkan kebijakan suku bunga rendah.
Baca Juga: Kebijakaan Bank Sentral China tak berubah tajam meski harga properti melonjak
"LPS juga mencermati persaingan suku bunga simpanan yang cenderung menunjukkan penurunan, kendati kecepatan penurunan suku bunga di tiap bank belum cukup merata," tambah Purbaya.
LPS juga melihat prospek likuiditas perbankan yang tetap stabil dan cenderung longgar sebagai dampak pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan. Sementara kredit masih lemah meski mulai membaik.
Ia menyebut pertumbuhan kredit bank umum yang cenderung masih terkontraksi. Kredit turun 3,77% year on year pada Maret 2021. Data sementara per April memperlihatkan kredit masih mengalami kontraksi, kendati penurunan mengecil jadi 2,77%.
Sementara DPK mengalami pertumbuhan 9,5% di Maret. Tren itu juga berlanjut di bulan April. Kondisi tersebut selanjutnya berdampak terhadap indikator likuiditas perbankan di level 80,7%.
Selanjutnya: LPS dorong BPRS-BPRS tingkatkan kontribusi ke UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News