Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) optimistis perekonomian akan membaik di tahun 2022. Hal ini tercermin dari penilaian beberapa lembaga internasional seperti IMF, World Bank, OECD, dan ADB, yang memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh sekitar 4,8% sampai 5,9% yoy di tahun depan.
"Namun demikian, kita harus tetap waspada dan tidak boleh lengah dalam mengantisipasi berbagai faktor ketidakpastian yang masih membayangi pemulihan ekonomi global," kata Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono dalam keterangan resmi, Kamis (18/11).
Berbagai faktor ketidakpastian tersebut seperti mutasi varian baru Covid-19 seperti varian delta plus, potensi tapering di negara-negara maju, krisis energi dan mulai meningkatnya inflasi di beberapa negara karena terkendalanya rantai pasok.
Meski demikian, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia naik dari bulan sebelumnya menjadi 57,2% pada Oktober 2021. Ini rekor tertinggi sejak April 2011 dan merupakan yang tertinggi di Asean. Bahkan neraca perdagangan Indonesia juga surplus menjadi US$5,73 miliar.
Baca Juga: BI sebut masih ada ruang penurunan suku bunga kredit, ini faktornya
“Berbagai indikator lainnya seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan penjualan semen seluruhnya juga menunjukkan tren perkembangan yang positif,” tambahnya.
Pada periode yang sama, indeks keyakinan konsumen naik ke level 113,4 dari bulan sebelumnya. Pertumbuhan penjualan ritel diproyeksikan naik sebesar 5,17% yoy pada Oktober 2021. Konsumsi semen juga diprediksi meningkat 4,6% yoy.
Tak hanya itu, penjualan mobil dan motor juga menunjukkan pemulihan. Hingga Oktober 2021, penjualan mobil tumbuh sebesar 54,11% dan penjualan motor tumbuh sebesar 22,04% pada September 2021.
Kredit perbankan juga sudah tumbuh positif selama empat bulan terakhir sejak Juni 2021. Per September 2021, kredit perbankan telah tumbuh 2,21% baik di sisi kredit konsumsi, modal kerja, maupun investasi.
Baca Juga: BI optimistis permintaan kredit perbankan akan terus naik
Berbagai paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mulai dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan LPS telah menunjukkan hasil positif.
“Hal ini tampak dari pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga tahun 2021 yang mampu tumbuh sebesar 3,51% yoy atau 1,55% QtQ," ungkapnya.
Hal ini semakin memperkuat indikasi bahwa Indonesia telah keluar dari ancaman resesi dan mampu untuk kembali pulih dengan waktu yang lebih cepat lagi.
Selanjutnya: Permintaan naik, kredit perbankan tumbuh 3,24% pada Oktober
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News