Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perbankan Indonesia masih mencatat perlambatan penyaluran kredit. Kali ini, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi pertumbuhan kredit lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan kredit Bank Indonesia (BI).
LPS memprediksi kredit tumbuh 8,1% di tahun 2016, sedangkan BI proyeksi kredit tumbuh 9,2% di tahun ini.
Pada laporan indikator likuiditas yang diterbitkan oleh LPS memaparkan, tren perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan karena permintaan kredit yang lemah dan risiko kredit yang meningkat sehingga bank menaikan standar analisa kreditnya.
Oleh karena itu, LPS memperkirakan kredit tumbuh sebesar 7,9% di kuartal III-2016, dan 8,1% di kuartal IV-2016.
Angka pertumbuhan kredit tersebut mengingat aktivitas ekonomi domestik yang masih lemah, dua faktor seperti permintaan lemah dan risiko meningkat diyakini masih akan menekan kinerja kredit dalam jangka pendek ke depan. Di sisi lain, pelonggaran kebijakan moneter menjadi upside risk bagi pertumbuhan kredit ke depan.
Selanjutnya, lembaga penjaminan dana nasabah ini memperkirakan kredit akan tumbuh sebesar 9,0% di tahun 2017 mendatang, dan prediksi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,0%.
Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut maka rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) akan berada di level 95,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News