Reporter: Narita Indrastiti |
JAKARTA. Struktur kepemilikan saham Batavia Prosperindo Finance (BPFI) berubah. Pemegang saham mayoritas BPFI, yakni Batavia Prosperindo Internasional (BPI), menjual saham BPFI miliknya sebesar 54,06% kepada Malacca Trust Ltd. Hal ini sekaligus menjadikan BPFI dan BPI sebagai anak usaha yang langsung berada di bawah Malacca.
Perlu diketahui, selama ini Malacca adalah pemilik saham mayoritas di BPI, yang mencapai 99% dari total saham. Sedang BPI menjadi pemilik mayoritas BPFI sebanyak 800 juta saham atau setara 80% modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Sementara sisanya milik masyarakat.
Selain menjual ke induk usaha, BPI juga melego saham BPFI ke Strait Finance. Transaksi ini melibatkan perpindahan 25,94% saham atau senilai Rp 47,99 miliar pada 15 Februari 2013.
Penjualan saham BPI ke Malacca berlangsung pada 19 Februari 2013. Sebanyak 540.556 juta saham yang menjadi obyek penjualan dengan nilai Rp 100 miliar.
Indah Mulyawan, Direktur BPFI, menjelaskan transaksi jual beli ini tidak akan mempengaruhi struktur pengendalian di perusahaan. Soalnya, BPFI juga milik Malacca.
"Malacca adalah pemegang 99% saham BPI," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (20/2). Menurutnya, pengalihan saham itu akan selesai dan efektif pada 22 Februari 2013.
Di BEI, BPFI termasuk saham yang jarang ditransaksikan, bahkan bisa dibilang saham tidur. Otomatis, transaksi ini tidak akan berdampak signifikan terhadap pergerakan saham. Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures, berkata saham ini akan bergerak jika ada perubahan fundamental dan ada aksi korporasi yang signifikan.
Pada perdagangan kemarin, saham BPFI masih bertengger di Rp 185. Sejak jatuh ke bawah menyentuh level terendah pada bulan September di level Rp 151, pergerakan saham BPFI mandek di kisaran Rp 170-Rp 185 per unit. Padahal pada Januari tahun lalu, BPFI sempat bertengger di area Rp 300. "Likuiditas saham ini harus ditambah," ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2012 lalu, pendapatan BPFI hanya
Rp 69,08 miliar naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 59,9 miliar. Laba bersih Rp 21,14 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News