Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Keinginan Bank Syariah Mandiri (BSM) memperkuat permodalannya bakal segera terwujud. Bank Mandiri, induk BSM, akan menyuntikkan modal tambahan maksimal Rp 200 miliar untuk anak perusahaannya itu.
"Persisnya Rp 100 miliar-Rp 200 miliar sebelum akhir tahun ini," kata Pahala N. Mansyuri, Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri, belum lama ini.
Suntikan modal untuk BSM tak hanya berhenti tahun ini. Penambahan modal akan berlanjut secara bertahap hingga dua tahun ke depan. Pada tahun 2012, Bank Mandiri berharap bisa menambah modal BSM hingga Rp 300 miliar.
Untuk membiayai ekspansi nya lebih lanjut, BSM juga berencana menerbitkan obligasi syariah senilai Rp 300 miliar. Rencana ini akan direalisasikan di semester kedua ini.
Semester I-2010, BSM menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 19,87 triliun. Angka ini naik 23,7% dibandingkan posisi akhir 2009 sebesar Rp 16,06 triliun.
Pembiayaan BSM fokus ke sektor ekonomi produktif, yakni sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Komposisinya: 62,14% ke sektor UMKM dan 37,86% ke sektor korporasi.
Menurut Sugiharto, Direktur BSM, pada akhir Juni 2010, BSM memiliki aset Rp 26,45 triliun. Artinya, target BSM untuk menggapai aset sebesar Rp 27,5 triliun di akhir tahun ini tinggal selangkah lagi. BSM juga telah berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) hingga Rp 23,30 triliun.
Secara compounded annual growth rate (CAGR), pertumbuhan aset BSM sejak tahun 2000-2009 mencapai 49,03%. Sementara DPK-nya tumbuh 68,46%, dan pembiayaan tumbuh 54,69%.
Dari sisi pangsa pasar terhadap industri perbankan syariah, BSM merupakan bank syariah terbesar berdasar nilai aset. "Pangsa pasar kami mencapai 34,62%,” kata Sugiharto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News