Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mengakui cukup sulit untuk mengembangkan produk asuransi syariah yang cukup inovatif di pasaran. Makanya, di sesama perusahaan asuransi pun, produk syariah yang ada di pasaran nyaris seragam.
Head of Syariah Manulife Yetti Rochyatini menyebut salah satu tantangan dalam mengembangkan produk baru yang inovatif adalah karena kekhawatiran terhadap respons pasar. Maklum pasar asuransi syariah sendiri masih tertinggal jauh dari segmen konvensional.
Makanya saat pengembangan produk yang benar-benar baru usaha yang diperlukan disebutnya jauh lebih besar. "Pasti ada kekhawatiran manajemen apakah produk baru nanti akan laku atau tidak," kata Yetti, Kamis (26/3).
Selain itu, proses untuk menelurkan produk syariah baru juga lebih panjang. Pasalnya selain dari regulator, produk asuransi syariah juga harus mendapat lampu hijau dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Meski usahanya harus lebih besar, toh dia menilai potensi pasarnya pun terbilang besar. Dari penduduk muslim yang ada di Indonesia, ia menilai setidaknya 60% diantaranya berada di floating area yang masih bimbang antara memilih produk syariah atau konvensional. Nah, bila calon nasabah tersebut bisa direbut tentu akan menjadi pasar yang menggiurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News