Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) menguat dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus mengalami penguatan sejak Kamis (3/7) lalu.
Pada Kamis (3/7), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp 11.963/ US$. Pada Jumat (4/7), nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan sebesar 76 poin dan ditransaksikan pada level Rp 11.887/ US$.
Sementara itu, awal pekan (7/7) lalu, mata uang garuda kembali jumawa dengan menguat 100 poin dan diperdagangkan di level Rp 11.787/ US$. Kemudian pada Selasa (8/7), rupiah ditransaksikan pada posisi Rp 11.695/ US$.
Bank Indonesia menilai, penguatan nilai tukar mata uang garuda dipengaruhi sentimen Pemilihan Presiden (Pilpres). Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo mengungkapkan, penguatan nilai tukar rupiah utamanya dikarenakan pada masa tenang Pilpres.
"Saya lihat memang ada sebagian dari banyak hal, yang utamanya adalah memang karena ada pengaruh Pilpres yang mengarah pada masa tenang dalam pemilihan Presiden," kata Agus di Jakarta, Rabu (9/7).
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, faktor domestik lain yang turut mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang garuda adalah neraca perdagangan Mei yang diperkirakan akan kembali defisit. Padahal, neraca perdagangan apda April sempat mengalami surplus meski tipis.
Selain itu, pembayaran-pembayaran utang ke luar negeri secara historis terjadi pada Juni dan Juli. Faktor global yang turut mempengaruhi nilai tukar rupiah menurut Agus diantaranya adalah perkembangan pemulihan ekonomi AS yang tidak secepat perkiraan sebelumnya serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.
Meski begitu, Agus optimis bahwa kedepannya kondisi nilai tukar rupiah akan terus membaik. Hal ini dapat terjadi jika Indonesia dapat melalui Pilpres dengan damai dan lancar. Agus menyebutkan, kondisi dari akhir Juni hingga awal Juli pun menunjukkan tren membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pasar uang memperlihatkan adanya pasokan valuta asing ke pasar dalam negeri. Semoga dengan dilewatinya Pilpres dengan damai dan lancar serta komitmen kedua calon Presiden, semua akan baik," ujar Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News