kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   -13,00   -1.43%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maybank Indonesia catatkan laba Rp 1,1 triliun di kuartal III 2020


Senin, 26 Oktober 2020 / 18:53 WIB
Maybank Indonesia catatkan laba Rp 1,1 triliun di kuartal III 2020
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di Maybank Jakarta, Senin (6/1). Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada 2020 diperkirakan mencapai 8%-10%, sementara pertumbuhan kredit mencapai 10%-12%.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mengumumkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) tetap sama yaitu sebesar Rp 1,1 triliun per 30 September 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pengelolaan biaya secara disipilin, disertai dengan pertumbuhan yang solid di bisnis Syariah dan peningkatan pendapatan non bunga membantu mengurangi dampak volatilitas, disrupsi pasar dan total kredit yang lebih rendah sebagai akibat wabah Covid-19.  Laba sebelum pajak (PBT) turun sedikit sebesar 6,1% menjadi Rp 1,5 triliun.

Pendapatan non bunga perseroan turun sebesar 7,1% menjadi Rp 1,7 triliun per September 2020. Tahun lalu, Maybank Indonesia menyertakan pendapatan one-off dari penyelesaian arbitrase domestik sebesar Rp101,0 miliar dan pendapatan terkait pajak sebesar Rp 68,7 miliar.

Sejalan dengan itu, pendapatan non bunga rutin untuk sembilan bulan meningkat sebesar 2,2% terutama berasal dari fee terkait Global Market, bancasurrance, investasi dan transaksi e-channel. 

Baca Juga: Besok ingin menabung di deposito bank? Silakan cek bunga deposito ini untuk panduan

Fee terkait Global Market melonjak 85,3% menjadi Rp 518,3 miliar pada September 2020, sementara fee Bancassurance dan Wealth Management terus bertumbuh dan membukukan peningkatan 26,7% menjadi Rp 210,6 miliar dari Rp 166,2 miliar tahun sebelumnya.

Profil pendanaan bank bersandi BNII ini terus menguat dengan rasio CASA meningkat dari 36,4% pada September 2019 menjadi 39,7% pada September 2020, didukung kenaikan rekening giro 13,4% dan rekening tabungan 5,9%.

Rasio Kredit terhadap Simpanan atau Loan to Deposit (LDR) berada pada tingkat yang sehat sebesar 80,7%, sementara rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) secara bank only tercatat sebesar 178,6% per September 2020, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100%.

Bank memberikan fokus pada transformasi digital yang tengah berjalan dengan meningkatkan dan menyempurnakan layanan digital banking.  Meskipun masih dalam tahap awal proses transformasi, digital banking telah mulai menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam akuisisi nasabah dan jumlah serta volume transaksi.

Transaksi finansial yang dilakukan melalui aplikasi Maybank2U (M2U) meningkat 132% menjadi 7,8 juta transaksi selama kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2020, sementara lebih dari 60.000 rekening tabungan/simpanan dibuka dan lebih dari 76.000 rekening didaftar melalui M2U.

Baca Juga: Emiten bank mulai rilis lapkeu kuartal 3, saham ini direkomendasi Maybank Kim Eng

"Sebagaimana dialami industri perbankan, perseroan mencatat penurunan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 8,4% menjadi Rp 5,6 triliun yang terutama disebabkan oleh total outstanding pinjaman dan imbal hasil yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan suku bunga, serta dampak dari proses restrukturisasi pinjaman yang sedang berlangsung untuk nasabah yang terdampak pandemi," terang Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (26/10).

Hal itu juga membuat margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,69% per September 2020 turun dibandingkan 4,97% pada September 2019.

Perseroan mampu mengelola biaya overhead secara efektif dan mencatat penurunan sebesar 9,0% menjadi Rp 4,4 triliun pada September 2020 sehubungan inisiatif pengelolaan biaya yang berkelanjutan di seluruh organisasi ditambah dengan pengurangan biaya umum dan administrasi sehubungan dengan pelaksanaan inisiatif work from home selama pandemi.

Tingkat Non-Performing Loan (NPL) Bank berada pada 4,3% (gross) dan 2,8% (net) per September 2020 dibandingkan 2,6% (gross) dan 1,5% (net) per September 2019.  Hal ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya total outstanding kredit pada September 2020 dan dampak situasi pandemi saat ini yang mempengaruhi beberapa rekening.

Bank terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset. Langkah ini mulai memperlihatkan penurunan NPL (gross) secara kuartalan menjadi 4,3% pada September 2020 dibandingkan 5,0% pada Juni 2020.

"Kami telah sepenuhnya menerapkan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 yang berlaku mulai tahun ini," sambung Taswin.

Baca Juga: Penjualan ORI018 mencapai Rp 11,51 triliun hingga Selasa (20/10) sore

Posisi modal juga tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,5% pada September 2020 dibandingkan dengan 20,1% tahun lalu dan total modal sebesar Rp26,7 triliun pada September 2020.

Di sisi lain, laba sebelum pajak unit usaha syariah (UUS) naik sebesar 35,1% menjadi Rp332,2 miliar di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Hal ini didukung oleh fokus berkelanjutan yang dilakukan untuk meningkatkan pendanaan yang lebih efisien dan mengurangi simpanan berbiaya tinggi.  Total simpanan nasabah naik 4,2% menjadi Rp 27,5 triliun pada September 2020.

Total pembiayaan syariah (termasuk portofolio Kafalah) meningkat 1,9% menjadi Rp 25,4 triliun pada September 2020. Sementara, total aset per September 2020 naik 7,2% menjadi Rp 35,8 triliun dibandingkan Rp 33,4 triliun tahun lalu, menyumbang 20,2% total aset

Selanjutnya: Asing Kian Merajalela di Industri Perbankan Nasional

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×