Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
Perseroan mampu mengelola biaya overhead secara efektif dan mencatat penurunan sebesar 9,0% menjadi Rp 4,4 triliun pada September 2020 sehubungan inisiatif pengelolaan biaya yang berkelanjutan di seluruh organisasi ditambah dengan pengurangan biaya umum dan administrasi sehubungan dengan pelaksanaan inisiatif work from home selama pandemi.
Tingkat Non-Performing Loan (NPL) Bank berada pada 4,3% (gross) dan 2,8% (net) per September 2020 dibandingkan 2,6% (gross) dan 1,5% (net) per September 2019. Hal ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya total outstanding kredit pada September 2020 dan dampak situasi pandemi saat ini yang mempengaruhi beberapa rekening.
Bank terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset. Langkah ini mulai memperlihatkan penurunan NPL (gross) secara kuartalan menjadi 4,3% pada September 2020 dibandingkan 5,0% pada Juni 2020.
"Kami telah sepenuhnya menerapkan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 yang berlaku mulai tahun ini," sambung Taswin.
Baca Juga: Penjualan ORI018 mencapai Rp 11,51 triliun hingga Selasa (20/10) sore
Posisi modal juga tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,5% pada September 2020 dibandingkan dengan 20,1% tahun lalu dan total modal sebesar Rp26,7 triliun pada September 2020.
Di sisi lain, laba sebelum pajak unit usaha syariah (UUS) naik sebesar 35,1% menjadi Rp332,2 miliar di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Hal ini didukung oleh fokus berkelanjutan yang dilakukan untuk meningkatkan pendanaan yang lebih efisien dan mengurangi simpanan berbiaya tinggi. Total simpanan nasabah naik 4,2% menjadi Rp 27,5 triliun pada September 2020.
Total pembiayaan syariah (termasuk portofolio Kafalah) meningkat 1,9% menjadi Rp 25,4 triliun pada September 2020. Sementara, total aset per September 2020 naik 7,2% menjadi Rp 35,8 triliun dibandingkan Rp 33,4 triliun tahun lalu, menyumbang 20,2% total aset
Selanjutnya: Asing Kian Merajalela di Industri Perbankan Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News