Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
Adapun beberapa anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengalami pertumbuhan laba bersih. PT BCA Finance sebagai kontributor terbesar mencatatkan pertumbuhan net profit 39,5% YoY dari Rp 1,22 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,7 triliun. PT BCA Syariah juga tumbuh sebesar 35,9% dari Rp 71,6 triliun jadi Rp 97,42 triliun.
Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim pun mengungkapkan kinerja positif tersebut bisa berlanjut di tahun ini. Mengingat, masih ada pula stimulus PPnBM dari pemerintah yang bisa menggugah keinginan masyarakat untuk membeli mobil baru dan menekan dampak dari merebaknya varian Omicron. “kalau kondisi stabil seperti ini sampai akhir tahun, pasti akan tumbuh,” imbuh Roni.
Namun, tak semua anak usaha BCA mencatat kinerja positif. Bank BCA Digital masih merugi sebesar Rp 59,4 miliar tahun lalu walaupun pendapatan bunganya masih tumbuh 3,4% year on year (YoY) jadi Rp 136,46 miliar. Tahun 2020, bank yang resmi konversi jadi bank digital sejak Juli 2021 ini masih membukukan laba bersih Rp 82,1 miliar.
Sebagai bank yang baru, BCA Digital masih membutuhkan banyak investasi dalam mengembangkan bisnisnya sebagai bank digital. BCA Digital menanggung besar cukup besar tahun lalu. Biaya tenaga kerja perseroan naik dari Ro 21,7 miliar pada 2020 menjadi Rp 72,12 miliar, beban promosi melonjak dari hanya Rp 179 juta menjadi Rp 72,12 miliar dan beban lainnya naik dari Rp 22,6 miliar ke Rp 66,9 miliar.
BCA tercatat memiliki sembilan anak usaha. Selain tiga yang sudah disebutkan diatas, ada BCA Sekuritas, BCA Finance limited, Asuransi Umum BCA, BCA Multi Finance, Asuransi Jiwa BCA dan Central Capital ventura (CCV).
Baca Juga: Optimalkan Likuditas, BCA Tempatkan Dana di SUN Capai Rp 231 Triliun di Tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News