kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menakar Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Terhadap Bunga KPR


Senin, 26 Agustus 2024 / 19:48 WIB
Menakar Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Terhadap Bunga KPR
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah subsidi di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (22/8/2024). Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terbuka lebar pasca The Fed memberi sinyal pemangkasan suku bunga.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terbuka lebar pasca The Fed memberi sinyal pemangkasan suku bunga. Namun, tampaknya itu tak akan berdampak langsung pada bunga kredit perbankan.

Penurunan suku bunga acuan bisa menjadi salah satu indikator agar bunga kredit, terutama di sektor properti, bisa turun. Mengingat, laju pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sedikit tertahan di rezim bunga tinggi.

Mengutip data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit untuk sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) menunjukkan sedikit perlambatan. Pada Juli 2024, pertumbuhan KPR dan KPA tercatat sebesar 14,2% YoY, sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 14,3% YoY.

Baca Juga: OJK Resmi Terbitkan POJK Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit

Meskipun, pertumbuhan kredit KPR dan KPA sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan awal tahun ini, di mana pertumbuhan kredit di dua sektor tersebut berada di kisaran 12% pada dua bulan pertama 2024.

Direktur Retail Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Corina Leyla Karnalies menyadari ada fenomena nasabah menahan pengajuan KPR akibat suku bunga yang tinggi. Hanya saja, ia melihat fenomena tersebut tidak banyak jumlahnya.

Hal tersebut berkat ada upaya yang dilakukan BNI untuk memberikan strategi bunga promo yang relatif murah. Apalagi bila pengajuan berasal dari end user yang membutuhkan rumah di perumahan besar untuk ditinggali.

Ia melihat potensi penurunan suku bunga acuan akan menjadi kabar gembira bagi industri properti karena mayoritas pembiayaan masih berasal dari kredit. Namun, ia mengingatkan tak serta merta bank juga akan langsung menurunkan bunga KPR-nya.

Corina menegaskan dampak penurunan suku bunga acuan membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan untuk bisa menurunkan suku bunga kredit karena bank memerlukan waktu menata struktur biaya dana pihak ketiga.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Ide Trading & Investasi untuk Hari Ini (26/8)

“Namun bank juga mempertimbangkan yang kondisi persaingan di pasar sebelum melakukan penyesuaian,” ujar Corina kepada KONTAN, Senin (26/8).

Jika sesuai dengan skenario BI yang baru akan menurunkan suku bunga acuan pada kuartal IV/2024 ini, maka bank baru akan menurunkan bunga KPR pada kuartal I/2025. Artinya, dampaknya pada penyaluran KPR baru akan terasa di tahun depan.

Meski demikian, Corina optimistis portofolio KPR BNI ditargetkan tumbuh di atas 10% YoY di Tahun 2024 menjadi Rp 63,8 triliun. Hal ini melihat tren portofolio KPR BNI yang cenderung tumbuh di atas 13% YoY, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. 

“Strategi utama kami adalah fokus ekspansi melalui mitra pengembang kerjasama dengan program bunga spesial, seperti bunga berjenjang yang dimulai dengan 2,75% per tahun,” ujarnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×