kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menanti Tuah Program Pemerintah Baru Terhadap Kredit Perbankan


Minggu, 20 Oktober 2024 / 19:57 WIB
Menanti Tuah Program Pemerintah Baru Terhadap Kredit Perbankan
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Berbagai tuah dinantikan industri perbankan di pemerintahan baru, salah satunya terhadap kredit perbankan.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan baru resmi dimulai dengan dilantiknya Prabowo Subianto sebagai presiden kedelapan Indonesia. Berbagai tuah pun dinantikan salah satunya terhadap kredit perbankan.

Memang, jika melihat lima tahun ke belakang, pertumbuhan kredit perbankan terbilang mini dengan hanya tumbuh dobel digit pada dua tahun terakhir di kisaran 10% hingga 11%. Ini juga dipengaruhi dengan adanya pandemi Covid-19 yang bahkan membuat kredit sempat terkoreksi pada 2020.

Dengan adanya pemerintahan baru, optimisme pertumbuhan kredit yang lebih tinggi pun muncul. Hal itu didukung oleh beberapa program-program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo dalam pemerintahan lima tahun ke depan.

Baca Juga: Berlangsung Ketat, Intip Strategi Bank Digital Menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pakar ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, mengungkapkan bahwa secara tidak langsung program-program pemerintah bisa berdampak pada kredit perbankan. 

Ia pun melihat Presiden Prabowo akan membawa semangat melanjutkan apa yang juga sudah dijalankan oleh pemerintah sebelumnya. Artinya, sektor infrastruktur dan properti bakal menjadi salah satu yang akan berdampak terhadap kredit perbankan ke depan.

“(Prabowo) masih akan mencoba untuk mendorong tumbuh berkembangnya, pelayanan perumahan. Ya tentunya harapannya adalah kredit perumahan akan lebih berkembang,” ujarnya.

Hanya saja, ia melihat apapun program yang akan direalisasikan oleh pemerintahan baru ini juga akan bergantung pada kebijakan moneter dari Bank Indonesia. Di mana, Piter menyebutkan kebijakan moneter lebih berdampak langsung pada penyaluran kredit perbankan.

Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk, Ini Penyebabnya

“Kalau kebijakan dari BI itu ketat, super ketat, uangnya nggak ada, ya pasti akan pertumbuhan perumahan juga akan terbatas,” tambah Piter.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa sejatinya pertumbuhan kredit perbankan masih memiliki ruang pertumbuhan kredit. Meskipun, saat ini kredit bank juga sudah menunjukkan pertumbuhan yang mencapai dobel digit.

Menurutnya, hal tersebut tercermin dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang beberapa waktu terakhir masih di kisaran 87%. Padahal, kata Mahendra, sebelum pandemi Covid-19, LDR perbankan itu bisa mencapai sekitar 92% akibat penyaluran kredit yang memang tinggi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×