kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menatap 2024, Kredit Korporasi Perbankan Terancam Melambat


Selasa, 21 November 2023 / 19:04 WIB
Menatap 2024, Kredit Korporasi Perbankan Terancam Melambat
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di teller Bank BCA Tangerang Selatan, Senin (1/7). Menatap 2024, Kredit Korporasi Perbankan Terancam Melambat


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menatap tahun 2024, penyaluran kredit perbankan ke segmen korporasi diprediksi bakal melambat. Meskipun, kebutuhan pembiayaan korporasi diperkirakan bakal meningkat dalam tiga bulan ke depan.

Survei Bank Indonesia (BI) terbaru terkait permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan menyebutkan pembiayaan korporasi yang berasal dari pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri mencatat mengalami penurunan.

Ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) terkait penambahan pinjaman ke perbankan yang berada di level 12,7% per Oktober 2023. Di bulan sebelumnya, SBT nya berada di level 18,9%.

Survei tersebut menunjukkan korporasi bakal lebih banyak menggunakan dana sendiri dari laba ditahan untuk pembiayaan di tiga bulan yang akan datang. Di mana, SBT dari sumber dana tersebut berada di level 73,9%.

Baca Juga: Kredit BCA Tumbuh 12,32% Hingga September 2023

Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria mengungkapkan bahwa kredit korporasi sudah melambat sejak pertengahan tahun ini. Ia menyebut tren tersebut akan konsisten menjelang pemilu.

“Walaupun tren pelemahan ini tidak merata di seluruh sektor industi,” ujar Taswin, Selasa (21/11).

Ia menyebutkan saat ini sektor yang masih memiliki permintaan kredit korporasi, antara lain barang-barang konsumen, otomotif, perkebunan, hingga komoditas. Namun, saat ini pihaknya masih fokus pada fasilitas-fasilitas perdagangan.

“Untuk kebutuhan domestik maupun cross border, khususnya untuk wilayah Asia Tenggara,” ujarnya.

Taswin menyebutkan saat ini porsi kredit korporasi dari Maybank Indonesia ada sekitar 40% dari total kredit yang disalurkan. Per September 2023, bank milik investor Malaysia ini telah menyalurkan kredit senilai Rp 70,7 triliun.

Adapun, Taswin menargetkan kredit korporasi masih akan tumbuh di kisaran 8% hingga 10% hingga akhir tahun. Target tersebut juga ditetapkan untuk kinerja kredit korporasi di tahun depan.

“Kalau merujuk pengalaman pemilu 2019, perlambatan akan terjadi sampai menunggu kepastian pemilu,” ujar Taswin.

Baca Juga: Danamon , Adira Finance&MUFG Dukung Festival Pertukaran Budaya Jak-Japan Matsuri 2023

Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn tak membenarkan maupun menampik apakah kredit korporasi benar akan mengalami perlambatan di tahun depan. Ia hanya bilang akan terus menjajaki berbagai kesempatan untuk melakukan penyaluran kredit di berbagai sektor.

“BCA tetap optimistis dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makroekonomi,” ujarnya.

Sebagai informasi, kredit korporasi BCA tumbuh 12,2% secara tahunan per September 2023 senilai Rp 343,5 triliun. Angka pertumbuhannya sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total keseluruhan kredit yang mencapai 12,3% YoY.

Hera merinci kontribusi terbesar bagi pertumbuhan kredit korporasi berasal dari sektor jasa keuangan, properti, konstruksi, hingga pertambangan pada periode yang sama.

Di sisi lain, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris berpandangan kredit korporasi di tahun 2024 masih tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2023.

Baca Juga: Aksi Korporasi Kerek Harga Saham Bank

Ia melihat secara industri, kredit korporasi bisa tumbuh di kisaran 7% hingga 9% di tahun 2024, sementara untuk tahun ini ada di kisaran 6% - 8%.

Optimisme tersebut dikarenakan dirinya melihat  fundamental perekonomian Indonesia masih bagus. Di mana, itu akan memicu pertumbuhan bisnis di pelaku-pelaku usaha makin baik.

“Kalau kita di korporasi juga targetnya tumbuh 7% hingga 9%,” ujar Indah belum lama ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×